Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Rabu, 10 November 2021 | 15:34 WIB
Rayakan Hari Pahlawan, Google Doodle Ismail Marzuki. [Screenshot]

SuaraBekaci.id - Google memajang tokoh Ismail Marzuki di halaman utama mesin pencarinya, pada hari Pahlawan 10 November 2021.

Sebelumnya, Google memasang pejuang wanita Indonesia, Roehana Koeddoes alias Ruhana Kuddus yang merupakan seorang wartawati pertama di Indonesia.

Diketahui, Ismail Marzuki adalah seorang komponis besar Indonesia. Sehingga Google memilih Ismail Marzuki tampil dengan alat musik biola.

Menyadur dari Cianjurtoday -jaringan Suara.com, namanya pun telah diabadikan sebagai pusat seni di Jakarta yaitu Taman Ismail Marzuki (TIM) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Mengenal Sosok Ismail Marzuki, yang Tampil di Google Doodle Hari Pahlawan

Ismail Marzuki ditetapkan sebagai salah satu pahwalan nasional pada tahun 2004. Namun, sebelum dianugerahi gelar pahlawan nasional, pemerintah telah memberikan berbagai penghargaan atas jasanya.

Profil Ismail Marzuki

Melansir wikipedia, beliau lahir dan besar di Jakarta dari keluarga Betawi, pada 11 Mei 1914.

Nama sebenarnya adalah Ismail, sedangkan ayahnya bernama Marzuki, sehingga nama lengkapnya menjadi Ismail bin Marzuki. Namun, kebanyakan orang memanggil nama lengkapnya Ismail Marzuki, bahkan di lingkungan teman-temannya kerap dipanggil Mail, Maing, atau Bang Maing.

Tiga bulan setelah Ismail dilahirkan, ibunya meninggal dunia. Sebelumnya, ia juga telah kehilangan dua orang kakaknya bernama Yusuf dan Yakup yang telah mendahului saat dilahirkan.

Baca Juga: Jadi Inspektur Upacara, Mentan Ajak Jajarannya Hidupkan Semangat Kepahlawanan

Kemudian ia tinggal bersama ayah dan seorang kakaknya yang masih hidup bernama Hamidah, yang umurnya lebih tua 12 tahun dari Ismail.

Beberapa karya Ismail Marzuki yang Terkenal

  • Tahun 1931, untuk pertama kalinya Ismail menciptakan lagu yang berjudul “Oh Sarinah” yang syairnya dibuat dalam bahasa Belanda.
  • Tahun 1935, sewaktu berusia 21 tahun muncul karyanya dalam bentuk keroncong yang berjudul Keroncong Serenata.
  • Tahun 1936, mencipta Roselani, judul ini membawa kita ke suasana romantis alam Hawaii di Samudra Pasifik.
  • Tahun 1937, muncul lagu-lagu yang mengambil latar belakang “Hikayat 1001 Malam” berjudul Kasim Baba saat Ismail berusia 23 tahun; dan mencipta gubahan keroncong yang berjudul keroncong sejati bermodus minor bernafaskan melodi yang melankolis.
  • Tahun 1938, mengisi ilustrasi musik film berjudul “Terang Bulan”. Di dalamnya ada 3 buah lagu, antara lain: Pulau Saweba, Di Tepi Laut, Duduk Termenung. Film ini dibintangi oleh Miss Roekiah, Kartolo, Raden Mochtar, dan lain-lain.
  • Ismail turut berperan dalam film tersebut, yakni bermain musik dengan rekan-rekannya sebagai pelengkap skenario. Film ini diputar di Malaya. Ismail bernyanyi untuk adegan Raden Mochtar sewaktu menyanyi.
  • Tahun 1939, keluar ciptaan sebanyak 8 buah lagu, di mana 2 lagu di antaranya berbahasa Belanda, yaitu: Als de Ovehedeen dan Als’t Meis is in de tropen.

Sedang lagu-lagu Indonesianya adalah Bapak Kromo, Bandaneira, Olee lee di Kutaraja, Rindu Malam, Lenggang Bandung, Melancong ke Bali. Dalam periode ini Ismail belum menciptakan lagu-lagu perjuangan.

Lagu ciptaan karyanya yang paling populer adalah Rayuan Pulau Kelapa yang digunakan sebagai lagu penutup akhir siaran oleh stasiun TVRI pada masa pemerintahan Orde Baru.

Ia tutup usia pada umur 44 tahun tepatnya tanggal 25 Mei 1958 di kediamannya, kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, karena penyakit paru-paru yang dideritanya.

Namun, karya-karyanya terus hidup sampai saat ini dan diwariskan pada generasi penerus bangsa sebagai warisan yang tak ternilai.

Load More