Ini adalah dua hal yang berbeda hukumnya dalam Islam, kalau orang yang amdan, sengaja, artinya dia menyalahi kebiasaan. Berbeda dengan orang yang mengatakan "Saya tidak menghendaki ini tapi apa yang saya jalani adalah bagian dari perjalanan ketentuan Tuhan". Saya melihat ini sebagai dua hal yang berbeda.
Karena itu di luar kuasa dia, pertanyaannya, siapa yang menghendaki dia berbuat seperti itu?
Maka menurut saya orang seperti ini harus diberi ruang, bahwa Tuhan menciptakan sesuatu yang lain, yang berbeda dengan mainstream. Islam itu kan pesan-pesan Tuhan. Kalau ini kehendak Tuhan, masa kita mau menolaknya?
Sama dengan perempuan menstruasi, itu kehendak siapa? Bukan kehendak perempuan, tapi kehendak Tuhan. Maka perempuan menstruasi itu tidak berkurang sedikitpun agamanya. Karena dia tidak salat karena taat dengan aturan Tuhan dan yang menghendaki menstruasi kan tuhan, bukan dia. Kira-kira seperti itu.
Bagaimana dengan tuduhan bahwa trans membawa bencana atau dosa untuk orang lain di sekitarnya?
Cara pandang ini harus ditinggalkan dan dihapus karena nyatanya tidak terbukti. Saya kira tidak ada satu teks yang menjelaskan secara shorif tentang ini. Ini mitos yang dibangun oleh mereka untuk membenci komunitas tertentu.
Karena kenyataannya, teman-teman trans tidak merusak dan memicu bencana apa-apa. Saya bisa bergaul dengan mereka dan bahkan saling menolong, saling membantu, saling melengkapi dan mereka bermanfaat buat kita.
Tidak hanya trans, tapi manusia secara umum ada yang baik ada yang buruk. Kita juga ada yang membawa berkat, ada yang membawa bencana.
Jangan dikira orang hetero tidak membawa bencana. Banyak juga yang membawa bencana, kalau kita melanggar hukum, tidak taat aturan perilaku kita tidak sesuai dengan susila dan norma, bisa membawa bencana.
Bagaimana dengan ibadah atau fikih kaum trans?
Ini yang jadi masalah karena dalam Islam belum memberikan ruang ini.
Menurut saya, ruang untuk mereka di dalam ajaran Islam harus ditemukan dan diciptakan, perlu ada fikih waria.
Contohnya, salatnya bagaimana? Laki-laki perempuan kan berbeda, jadi salatnya ikut kelaminnya atau penampilannya? Ikut kelamin yang lama atau yang baru? Itu menjadi perdebatan.
Ini yang saya pikir belum tuntas hingga sekarang, atau setidaknya belum ada satu kesepahaman. Kalau sepaham sekali tentu tidak akan ada, tapi setidaknya sesuatu yang bisa dijadikan pegangan agar mereka bisa beribadah dan merasa nyaman berjalan menuju Tuhannya.
Karena ini soal syariah aja, soal fikih. Kalau soal hakekat, urusan manusia dengan Tuhan, itu urusan hati, pikiran, nurani dan tidak ada bedanya laki-laki atau perempuan. Manusia di hadapan Tuhan itu sama apapun jenis kelamin, warna kulit dan bentuknya. Yang beda di hadapan Tuhan adalah ketakwaannya.
Berita Terkait
-
Perusahaan Syariah Grup Astra Incar Ceruk Bisnis Haji Lewat Ekosistem Pembiayaan
-
Kisi-Kisi CAT Tes Petugas Haji 2026, Apa Saja Materi yang Wajib Dipelajari?
-
Apakah Petugas Haji 2026 Harus ASN? Ketahui Siapa Saja yang Bisa Mendaftar
-
Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan
-
4 Orang Tewas Misterius Dalam Mobil Toyota, Identitas Korban Terungkap!
-
AgenBRILink Tingkatkan Inklusi Keuangan di Wilayah 3T, Contohnya Muhammad Yusuf di Sebatik
-
BRI Perluas Jangkauan Perbankan dengan Konektivitas Satelit
-
BRI Berkiprah 130 Tahun, Hadirkan 7.405 Kantor dan AgenBRILink Perkuat Akses Keuangan Nasional