Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 30 Agustus 2021 | 11:50 WIB
Viral lukisan wajah Jokowi digambar muka Soeharto. (@brambotkusuma.)

SuaraBekaci.id - Viral lukisan wajah Jokowi digambar muka Soeharto. Lukisan itu karya seniman asal Salatiga, Jawa Tengah Brambot Kusuma.

Lukisan Brambot Kusuma pun ramai diperbincangkan banyak orang.

Lukisan itu viral di akun Instagram @brambotkusuma.

Sampai saat ini, lukisan tersebut sudah dilihat ratusan orang.

Baca Juga: Menyayat Hati, Viral Pengantin Pria Patah Kaki dan Pengantin Wanita Berderai Air Mata

Bahkan, ratusan warganet langsung menyerbu postinngan tersebut di kolom komentar.

Viral lukisan wajah Jokowi digambar muka Soeharto. (@brambotkusuma.)

Brambot sendiri tak mengira jika lukisannya itu bakal ramai diperbincangkan di media sosial.

Lukisan tersebut adalah hasil dari sebuah renungan yang langsung dia eksekusi selama 3 jam.

"Mengira sih tidak, karena seperti biasanya saya ketika ada ide langsung segera di eksekusi," jelasnya kepada Suara.com, Senin (30/8/2021).

Dia menjelaskan, lukisan tersebut terinspirasi dari situasi yang berkembang sekarang. Dimana pemerintah atau aparat bersikap berlebihan terhdap karya-karya mural yang bermuatan kritik terhadap rezim saat ini.

Baca Juga: Mengharukan! Pengorbanan Gadis Rawat Ayah Ibu yang Terbaring Sakit Dapat Pujian Warganet

"Bahkan bentuk intimidasi-intimidasi dilakukan, yang notabene bukan “penjahat”," ujarnya.

Viral lukisan wajah Jokowi digambar muka Soeharto. (@brambotkusuma.)

Meski demikian, dia mengaku ada rasa ketakutan setelah membuat lukisan tersebut.

Namun, lanjutnya, selama kritikannya berangkat dari data-data dia berani mempertanggung jawabkan karyanya.

"Sampai sekarang belum ada intimidasi dan jika saya sampai ditangkap atau ada bentuk intimidasi, apa tidak semakin memperjelas bahwa pemerintah saat ini antiktitik dan selalu bertindak represif," paparnya.

Dia sadar betul, pasti ada yang pro dan kontra terkait lukisannya tersebut. Dia ingin bermain semiotika, bagi yang “rindu romantismenya” jaman orba, mengintepretasikannya pemerintah saat ini memiliki “kebaikan-kebaikan”, prestasi-prestasi yang sama dengan orba.

Sementara, bagi yang “melawan” kondisi sekarang tak jauh bedanya dengan masa orba, yang mana salah satunya sikap represif pemerintah terhadap rakyatnya yang kritis.

"Dua pesan itu yang ingin saya sampaikan pada karya saya. Tapi tidak menutup kemungkinan, intepretasi yang berbeda-berbeda yang diartikan bagi orang melihatnya," jelasnya.

(Dafi Yusuf)

Load More