SuaraBekaci.id - Pemerintah Kabupaten Bekasi tambah anggaran COVID-19 2 kali lipat. Dana itu adalah anggaran penanganan COVID-19.
Jumlahnya dari Rp80 miliar menjadi Rp158 miliar. Anggaran COVID-19 itu diambil dari alokasi biaya tak terduga hasil pengalihan yang bersumber dari APBD Kabupaten Bekasi tahun ini.
"Kami refocusing, kami tambah anggarannya agar penanganan pandemi ini semakin optimal," kata Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja di Cikarang.
Eka mengaku penambahan anggaran ini sebagai dampak lonjakan kasus COVID-19 di daerahnya. Anggaran tersebut dialokasikan secara khusus bagi perangkat daerah yang menangani pandemi virus corona.
Baca Juga: Titik Pembatasan Mobilitas Ditambah, di Depok dan Bekasi Akan Ada Penyekatan
Dia menyebut tiga perangkat daerah mendapat alokasi biaya tak terduga itu di antaranya Dinas Kesehatan sebesar Rp113 miliar, RSUD Cibitung Rp34 miliar termasuk insentif tenaga kesehatan senilai Rp24 miliar, serta BPBD Kabupaten Bekasi Rp11,8 miliar.
"Penanganan pandemi prioritas kami saat ini namun pemulihan ekonomi juga tetap kami jalankan agar kondisi tidak semakin terpuruk. Insya Allah APBD kita mampu memaksimalkan keduanya secara bersamaan," ucapnya.
Kepala Bidang Program pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bekasi Agus Budiono mengatakan kebijakan perencanaan anggaran daerah tahun ini sudah dibahas sejak bulan Oktober tahun 2020.
Ia mengaku saat itu kondisi penyebaran virus corona sedang turun sehingga pemerintah daerah fokus pada sistem kesehatan daerah melalui penyelenggaraan vaksinasi serta semangat pada pemulihan ekonomi.
"Kalau dari Bappeda melalui Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) kala itu untuk biaya tak terduga dianggarkan Rp80 miliar," ucapnya.
Baca Juga: Kemenkes Utang Rp 144 Miliar ke RSUD Kota Bekasi, Wali Kota Surati Jokowi
Asisten Daerah I Sekretariat Daerah Pemkab Bekasi Yana Suyatna mengatakan anggaran yang sudah dialokasikan ini merupakan kebijakan pemerintah daerah melalui intervensi anggaran untuk penanganan COVID-19.
"Jadi selain pemerintah mengalokasikan anggaran, kami juga mengajak perusahaan berpartisipasi dalam penanganan COVID-19 dengan memberikan fasilitas isolasi bagi pasien yang terpapar positif," katanya.
"Kami terus mengintensifkan 3T (tracking, tracing, treatment) kami minta masyarakat juga harus terus disiplin menerapkan protokol kesehatan ketat 5M," imbuh dia.
Indonesia 5 Besar Penyumbang Terbanyak Kasus COVID-19 di Dunia
Indonesia jadi 5 besar penyumbang terbanyak kasus COVID-19 di dunia. Ini berdasarkan data, Kamis (24/6/2021) kemarin. Data itu berdasarkan WHO.
Nomor pertama penambahan kasus COVID-19 adalah Brazil 87.822 orang, lalu India 54.069 orang, Kolombia 28.616 orang, Argentina 21.387 orang dan Indonesia 20.574 orang.
Di bawah Indonesia ada Rusia, Afrika Selatan, Inggris dan Amerika Serikat.
Kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat ada lima provinsi yang terjadi lonjakan kasus positif paling tinggi selama sepekan terakhir.
Kelima provinsi tersebut berada di Pulau Jawa, antara lain; DKI Jakarta naik 13.022 kasus; Jawa Barat naik 6.449 kasus; Jawa Timur naik 1.756 kasus; DI Yogyakarta naik 1.322 kasus; dan Jawa Tengah naik 1.012 kasus.
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan kematian di provinsi ini juga menjadi yang tertinggi di minggu ini.
“Hanya DIY yang angka kematiannya tidak meningkat tajam sehingga tidak masuk ke dalam lima besar,” kata Wiku dalam keterangannya, Kamis (24/6/2021).
Lima provinsi dengan kenaikan kematian tertinggi antara lain; DKI Jakarta naik 200 kasus; Jawa Tengah naik 96 kasus; Jawa Timur naik 79 kasus; Jawa Barat naik 73 kasus; dan Lampung naik 72 kasus.
Wiku menyebut meskipun Lampung kenaikannya tidak tajam, namun kematiannya masuk ke dalam 5 besar tertinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa efek dari periode libur panjang bisa terjadi dalam berbagai bentuk, salah satunya dengan kenaikan kematian.
“Pembelajaran yang dapat diambil adalah kesiagaan daerah terhadap situasinya masing-masing merupakan kunci untuk mengendalikan kasus”, jelas Wiku.
Kenaikan kesembuhan juga tidak terlalu signifikan pada minggu ini, yaitu 20,1 persen, juga menunjukkan bahwa perlu segera dilakukan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan agar kematian dapat dicegah dan kesembuhan dapat ditingkatkan.
Diketahui, pandemi COVID-19 telah menginfeksi 2.053.995 orang Indonesia, kini masih terdapat 171.542 kasus aktif, 1.826.504 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 55.949 jiwa meninggal dunia.
Berita Terkait
-
BisKita Trans Wibawamukti Siap Meluncur, Organda Bekasi Minta Rem Darurat
-
Belum Ada yang Teridentifikasi, RS Polri Kumpulkan Sampel Jenazah Korban Kebakaran Pabrik di Bekasi
-
Kebakaran Hebat Pabrik di Bekasi, Saksi Ceritakan Momen Mencekam: Teman Saya Jadi Korban
-
Detik-detik Penggerebekan Markas Judol di Bekasi: 10 Pegawai Komdigi Tersangka
-
Putus Sekolah karena Biaya? Kartu Bekasi Maju BN Holik Janjikan Pendidikan Gratis
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
Tragis! Jenazah Korban Kebakaran Pabrik Bekasi Terpaksa Dimakamkan Tanpa Peti
-
Pilgub Jabar: Warga Kota Bekasi Dibayar 200 Perak Lipat dan Sortir Kertas Suara
-
Review Airpods Pro: Headset Super Canggih yang Cocok untuk HP Apa Saja
-
Daftar Nama Korban Luka dan Hilang Akibat Kebakaran Hebat Pabrik di Bekasi
-
Publikasi BRI: Ekspansi Bisnis UMKM pada Triwulan III 2024 Melambat