SuaraBekaci.id - Mucul klaster jenguk orang sakit di Mekarjaya. Klaster jenguk orang sakit menyebabkan puluhan orang positif COVID-19 dalam satu RT.
Kejadian itu menimpa 35 warga RT 04 RW 14 Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terpapar Covid-19.
Kasus ini ditemukan setelah Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Cikalongwetan melakukan rapid tes antigen terhadap 105 orang warga.
Mayoritas warga yang terpapar Corona mengalami gejala demam, flu, sakit badan, serta kehilangan penciuman atau anosmia.
Meski begitu, 35 warga tersebut dikategori pasien dengan gejala ringan, sehingga ditetapkan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
"Kemarin kami rapid antigen 61 orang, hasilnya positif 31 orang. Kemudian kami tes lagi 44 orang, ditemukan 4 orang positif. Jadi totalnya 35 positif dari 105 orang yang dites," kata Kepala Pelaksana Harian (Plh) Puskesmas Cikalongwetan, dr. Ifah Syarifah, Kamis (17/6/2021).
Kasus ini berawal ketika satu orang warga sakit dijenguk oleh sejumlah tetangga dan sanak saudara. Setelah menjenguk, sejumlah warga mengeluhkan batu, flu, panas, dan kehilangan penciuman.
Keluhan itu ditindaklanjuti tes antigen pada tanggal 16 Juni 2021, dengan hasil beberapa warga positif.
"Laporan pertama tanggal 14 Juni, kita rapid mulai tanggal 16 Juni. Karena menengok yang sakit jadi akhirnya saling menular di keluarga masing-masing," tambahnya.
Baca Juga: Duh! Bukannya Berkurang, Desa Berstatus Zona Merah di Kudus Malah Bertambah
Puskesmas Cikalongwetan bakal terus memantau warga yang menjalani isolasi mandiri.
Jika terdapat pasien perlu penanganan khusus, Puskesmas akan segera merujuk atau memindahkan tempat isolasinya.
Pemantauan tersebut akan intensif dilakukan bersama aparat desa, RT, dan RW selama 14 hari.
Setelah itu selesai, warga akan dites rapid kedua untuk mastikan kondisinya membaik atau masih perlu perawatan.
"Kita terus pantau kondisinya, kalau memang harus dirujuk, kita mempersiapkan rujukan sambil di Puskesmas kita siapkan ruang rawat inap Covid-19 untuk kategori hijau atau kuning. Tes kedua akan dilakukan setelah isolasi mandiri selama 14 hari," pungkas Ifah.
Sementara itu, Kepala Desa Mekarjaya, Obar mengaku belum mengetahui terkait kasus tersebut. Termasuk jumlah pasti warga yang terpapar Covid-19. Jika benar ada pihaknya akan mengambil langkah lockdown.
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Misteri Keracunan MBG di Bandung Barat Terkuak: BGN Pastikan Bukan Air, Ini Biang Keladinya
-
Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Bertambah, Total 345 Orang
-
Puluhan Siswa SMPN 1 Cisarua Alami Keracunan Usai Makan MBG
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Bekasi Gelar Pesona Nusantara dan Galang Dana untuk Korban Bencana Sumatera
-
Transformasi BRI: 130 Tahun Berjalan, Terus Membangun Inklusi Keuangan Berkelanjutan
-
Angkutan Motor Gratis Jelang Nataru KAI, Cek Rute dan Syaratnya di Sini!
-
BRI Perkuat Tanggap Bencana Banjir Sumatra Lewat BRI Peduli
-
Terbongkar! Ini Alasan Parkir di Polda Metro Jaya Wajib Bayar