Scroll untuk membaca artikel
Antonio Juao Silvester Bano
Kamis, 27 Mei 2021 | 16:42 WIB
ILUSTRASI Sejumlah tenaga kesehatan bersiap melakukan perawatan terhadap pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

"Kita harus ada gerakan antisipasi supaya perubahan secara endogen tidak berpengaruh pada penyebaran kasus. Peningkatan kasus adalah kombinasi mobilisasi penduduk dan perubahan pola varian kasus secara mutasi," katanya.

Menurutnya, saat ini Indonesia sedang meningkatkan aktivitas surveilans genomik dalam upaya mendeteksi dini mutasi virus. Dan, sudah terdapat sebanyak 1.744 yang diperiksa sebaga sampel di seluruh Indonesia.

"Seluruh daerah wajib mengumpulkan lima sampai sepuluh sampel setiap pekan. Kita periksa dan lihat berapa jumlah VOC," katanya.

Dari data tersebut, kata Dante, akan dilakukan pelacakan yang spesifik saat ditemukan mutasi VoC asal India, Inggris dan Afrika Selatan.

Baca Juga: Varian Baru Covid-19 Lebih Agresif, Nakes Pakai APD Masih Bisa Tertular

"Dari hasil evaluasi, ada 54 kasus mutasi yang terjadi di Indonesia, 35 kasus di antaranya VoC berasal dari luar Indonesia dan 19 di antaranya tidak ada kontak dengan Indonesia. Artinya tidak ada penyebaran kontaminasi lokal di Indonesia untuk VoC yang terjadi secara mutasi," katanya.(Antara)

Load More