SuaraBekaci.id - Seorang nelayan bernama Marthinus Dima (61) ditemukan tewas. Dia ditemukan tewas di pantai di Kelurahan Nunbaun Sabu, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Sabtu (20/3/2021) pagi.
Jasad Marthinus sempat tak dievakuasi selama tiga jam setelah ditemukan meninggal dunia. Alasannya, karena menunggu tes Covid-19.
Marthinus Dima merupakan warga Kelurahan Nunbaun Delha, Kecamatan Alak, Kota Kupang. Jasadnya ditemukan di antara tembok penahan gelombang dalam posisi tertelungkup. Ada bekas luka di bagian wajahnya.
Berdasrkan informasi dari Digtara.com -- jaringan Suara.com, kejadian bermula saat Marthinus Dima pergi ke pantai di Kelurahan Nunbaun Sabu untuk mengeluarkan air dari dalam perahu pada pukul 05.30 Wita. Lalu, Marthinus diduga tewas saat terjatuh ketika naik tangga penahan gelombang.
Jasad Marthinus ditemukan sekitar pukul 07.30 Wita oleh beberapa warga yang juga hendak ke pantai dan melihat kondisi perahu mereka. Setelah itu warga melaporkan penemuan jasad Marhinus ke Polsek Alak dan Polres Kupang Kota.
Kapolsek Alak, Kompol Tatang Panjaitan mengatakan, olah tempat kejadian perkara (TKP). Namun, pihak kepolisian tak langsung mengevakuasi jasad Marthinus karena menunggu tim gugus tugas penanganan covid-19.
Pihak keluarga protes akan hal itu. Apalagi istri korban tak diizinkan melihat kondisi suaminya.
Kompol Tatang Panjaitan menyatakan, hal itu dilakukamn sebagai bentuk penerapan prosedur Tim Gugus Tugas Penangnaan Covid-19.
“Kami paham perasaan dan kondisi keluarga namun kita perlu bersabar menunggu tim gugus tugas agar memeriksa korban. Jika korban negatif dari covid maka jenazah bisa langsung dibawa pulang. Kita taat dan ikuti prosedur dari tim gugus tugas penanganan covid-19,” katanya.
Baca Juga: Tarif Tes GeNose di Stasiun Bekasi Rp 30 Ribu
Setelah 3 jam, Tim Gugugs Tugas Penanganan Covid-19 datang ke lokasi untuk mengidentifikasi jasad Marthinus.
Hasilnya, Marthinus dinyatakan negatif Covid-19 sehingga langsung dievakuasi korban dengan mobil ambulance ke rumah duka.
Tatang mengakui kalau pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan dan selalu berkoordinasi dengan tim gugus tugas jika ada kejadian penemuan mayat.
“Kita koordinasikan dengan gugus tugas guna mencegah hal yang tidak kita inginkan,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Dari Pinggir Pesisir: Kisah Perempuan Nelayan yang Suaranya Sering Tak Didengar
-
Nasib Malang Perempuan Nelayan: Identitas Hukum yang Tak Pernah Diakui
-
Migrasi Sunyi Nelayan: Ketika Laut Tak Lagi Menjanjikan Pulang
-
Suara Nelayan Tenggelam: Bertahan di Tengah Banjir Izin Industri
-
Suara Pesisir yang Padam: Hak Perempuan Nelayan yang Masih Terabaikan
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
RUPSLB BRI 2025 Perkuat Tata Kelola dan Fondasi Pertumbuhan
-
BRI Tebar Dividen Interim 2025 untuk Saham, Kinerja UMKM Jadi Penopang
-
Ini Tanda Galon Air Minum yang Harus Ditolak Sekarang Juga
-
BRI Tegaskan Komitmen Sosial Lewat Bantuan Bencana Sumatra, Salurkan Donasi Dukung Mobilitas
-
BRI Pastikan Ketersediaan Kas dan Digital Banking Saat Nataru, Dukung Liburan Nasabah Makin Nyaman