Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 10 Februari 2021 | 06:54 WIB
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan tiba di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (22/2).

SuaraBekaci.id - Penyidik senior KPK, Novel Baswedan diserang setelah singgung keanehan Ustadz Maaher meninggal di penjara. Novel baswedan dituding menyudutkan polisi.

Beberapa kritikan pun datang kepada Novel Baswedan dari berbagai politisi senior pun juga salah satu tokoh di Indonesia.

Seperti saat ini terlihat, Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Mohammad Guntur Romli atau Gun Romli melakukan kritik terhadap Novel Baswedan.

Hal itu dilihat Suarabogor.id dari cuitan di akun Twitter pribadinya, Selasa (9/2/2021), dengan akun bernama @gunRomli, pukul 19.09 WIB.

Baca Juga: Kejanggalan Meninggal, Komnas HAM Diminta Umumkan Penyakit Ustadz Maaher

Ia menyarankan, agar Novel Baswedan bisa bijak dalam bermedia sosial. Dia pun menyindir, kaitan kasus saat ini ditangani KPK terkait Harun Masiku, yang sampai saat ini belum terungkap.

"Bung Novel sebaiknya update saja di mana dan kapan ditangkap Harun Masiku? Jangan bicara kasus yang anda tidak tangani, apalagi dengan framing jahat 'engan ustaz' maksudnya apa? Sejak kapan anda mengaitkan tindakan pelanggaran seseorang dengan status sosialnya?" tulisnya.

Hal serupa juga diungkapkan, eks Politisi Demokrak, Ferdinand Hutahaean. Ia menilai, bahwa komentar yang dilontarkan Novel Baswedan sangat menyudutkan Polri, atas meninggalnya Ustadz Maaher.

Menurutnya, Ustadz Maaher ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan sudah memiliki riwayat penyakit.

Dia meminta kepada Novel Baswedan agar tidak membuat kegaduhan.

Baca Juga: Resmi! Jaksa Hentikan Kasus Ustadz Maaher

"Ini contoh komentar yang menyudutkan Polri soal kematian Maaher. Lebih kepada propaganda agar publik marah, dia bawa gelar ustad, padahal semua sama didepan hukum. Maher ditahan memiliki riwayat penyakit dan telah dirawat secara patut oleh Polri. Publik harus jauhi opini-opini provokatif seperti ini," tulis Ferdinand pada akun Twitter pribadinya, dengan nama @FerdinandHaean3, dikutip Suarabogor.id.

Tak hanya dari situ saja, Novel Baswedan juga mendapatkan kritikan dari pakar komunikasi Indonesia, Ade Armando.

Ia mengungkapkan, kualitas Novel sudah menurun. Hal itu terlihat pada tuduhannya terhadap kepoliskan.

"Terbukti sekarang kualitas Novel Baswedan. Kok aparat dituduh keterlaluan? Maher kan meninggal karena penyakit nganu.. Kok jadi polisi yang salah," tegasnya.

Sekedar informasi, penyidik senior KPK, Novel Baswedan merasa aneh mendiang Ustadz Maaher tetap dipenjara meski sakit. Ustadz Maaher meninggal di penjara karena sakit.

Novel Baswedan berbelasungkawa Ustaz Maaher meninggal dunia di rumah sakit.

"Innalillahi Wainnailaihi Rojiun. Ustadz Maaher meninggal di rutan Polri. Padahal kasusnya penghinaan, ditahan, lalu sakit. Orang sakit, kenapa dipaksakan ditahan? Aparat jangan keterlaluanlah.. Apalagi dengan Ustadz. Ini bukan sepele lho," kata Novel Baswedan di akun Twitternya, Selasa (9/2/2021).

Sebelumnya, pengacara cium keanehan kematian Ustadz Maaher At-Thuwailibi atau Soni Eranata. Ustaz Maaher meninggal dunia di penjara Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (8/2/2021).

Salah satu kuasa hukum Ustadz Maaher, Novel Bakmumin dan pihak kuasa hukum lainnya menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Soni Eranata tersebut.

"Kami sebagai kuasa hukum meminta keterangan terbuka dari tim medis setempat untuk mengklarifikasi sebab kematian tersebut," kata salah satu kuasa hukum Ustaz Maaher, Novel Bakmumin kepada Suara.com, Senin (8/2/2021).

Load More