SuaraBekaci.id - Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Daradjat Kardono menyoroti aksi tawuran yang belakangan marak terjadi di Bekasi. Menurutnya, ada banyak faktor yang membuat pelaku tawuran yang didominasi kaum remaja sering terjadi.
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian untuk anak muda baik dari orang tua maupun pemerintah. Program-program terkait kepemudaan dari pemerintah yang ada saat ini juga dinilai tak sesuai minat anak muda.
“Program-program kepemudaan yang ada dari pihak pemerintah dirasa tidak cocok dan tidak sesuai dengan minat dan keinginan mereka, sehingga mereka lebih senang mengaktualisasikan minat dan bakat di area non formal,” kata Daradjat kepada SuaraBekaci.id, Rabu (20/3/2024).
Baca juga:
Baca Juga:Tampang Dokter Gadungan di Cikarang: Buka Praktik 5 Tahun, Pelaku Ingin Cepat Kaya
Selain itu, Daradjat melihat anak muda hari ini kurang meminati organisasi kepemudaan yang tersedia. Padahal, kelompok organisasi sangat berperan untuk mewadahi aktifitas dan kreatifitas mereka.
“Orang tua perlu meningkatkan perhatiannya lebih baik lagi terhadap para anak-anak yang sudah menginjak usia remaja,” ujarnya.
Beragamnya faktor penyebab aksi tawuran sering digandrungi para remaja, Daradjat juga menyebut ada sejumlah upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah, pihak keamanan, serta orang tua.
“Pihak Pemkot (Bekasi) dalam hal ini, Dispora atau dinas terkait lainnya untuk merevitalisasi program-program kepemudaan. Bisa melalui sarana survei atau benchmarking ke daerah lain yang telah sukses menata program kepemudaan dengan baik,” ucapnya.
Dia juga meminta untuk aparat kepolisian dan kemananan di setiap wilayah untuk lebih masif melakukan patroli di daerah rawan tawuran. Selanjutnya, para pelaku tawuran yang diamankan juga menurutnya perlu dibina agar menimbulkan efek jera.
Baca Juga:Tragis! Lelaki Baru Baya Tewas Ditabrak Bocah SMP Bonceng Empat di Pondok Gede
“Terakhir, mendorong para orang tua untuk meningkatkan perhatiannya kepada anak-anaknya yanh sudah memasuki usia remaja, agar lebih aktif dalam berbagai kegiatan yang positif, spiritual dan peningkatan moral dan spiritual,” tandasnya.
Sementara itu, Sosiolog Politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun mengatakan, tawuran merupakan ekspresi dari kelompok tertentu yang muncul dari sebuah keresahan yang terpendam.
Biasanya, aksi nekat para pelaku tawuran ini terjadi karena tiadanya instrumen negara atau entitas tertentu yang melakukan inisiatif untuk menjalankan fungsi mediasi terkait keresahan dari para pelaku tawuran.
"Tawuran itu ekspresi tidak rasional dari entitas kerumunan yang tak beraturan sekaligus kanal dari keresahan tertentu yang selama ini terpendam baik menyangkut persoalan antar pribadi, antar kelompok massa atau antar pribadi kelompok masa dan dengan aparat atau penguasa tertentu," kata Ubed sapaan akrabnya saat dihubungi SuaraBekaci.id, Sabtu (2/3/2024).
Adapun terkait dengan aksi tawuran yang marak terjadi jelang Pemilu, Ubed mengartikannya sebagai tanda pelaku tawuran ingin mencari perhatian dari para elit politik, juga bentuk protes dari proses yang berjalan di Pemilu.
"Adapun terkait banyak terjadi jelang pemilu itu bisa saja sebagai tanda untuk menjadi perhatian elit politik untuk memperhatikan mereka. Atau bisa juga peristiwa itu sebagai bentuk gangguan tertentu atau protes terhadap praktik pemilu yang ditengarai ada banyak masalah," kata Ubed.
Kontributor : Mae Harsa