Sebaliknya dengan Ganjar-Mahfud, yang kemudian elektabilitasnya turun lagi seperti pada saat Ganjar belum dipasangkan.
Sementara itu dukungan terhadap Anies-Muhaimin cenderung landai, padahal pasangan tersebut yang paling awal dideklarasikan, jauh sebelum masa pendaftaran.
Turunnya performa Ganjar-Mahfud menciptakan dinamika pada kedua pasangan tersebut, serta para pemilih yang menentukan pilihan (swing voters).
Persaingan pun terjadi antara kedua pasangan untuk memperebutkan peringkat kedua.
Baca Juga:Videotron Kampanye Anies Baswedan Distop, Aktivis 98: Jelas Tindakan Yang Tidak Adil
“Kubu Anies-Muhaimin maupun Ganjar-Mahfud sudah mengubur harapan bisa menang pada pencoblosan 14 Februari 2024, dan mendorong wacana pemilu bisa berjalan dalam dua putaran,” kata Vivin.