Sementara itu Dedi Mulyadi mengaku kaget mendapat gugatan cerai dari istrinya itu. Ia pun singgung soal dirinya yang dicerai setelah tak menjadi bupati.
"Saya pernah jadi wakil bupati lima tahun, jadi bupati selama 10 tahun. Selama menjabat gak pernah gugat cerai. Tapi begitu saya tak jadi bupati, saya digugat cerai," ungkap pria kelahiran Subang.
Menariknya, saat menjabat sebagai bupati Purwakarta, Dedi juga pernah membuat kebijakan kontroversial misalnya soal larangan berpacaran atau bertamu di atas jam 9 malam.
Dedi juga sempat membuat kebijakan larangan usaha "online game" dan PlayStation. Alasannya game online berdampak pada sifat dan karakter anak atau pelajar di Purwakarta.
Baca Juga:Usul PSSI: Sudjarno Tetap Duduki Jabatan Direktur Operasional LIB
Iwan Bule dan Tragedi Kanjuruhan
Iwan Bule selama memimpin PSSI pun tak lepas dari kontroversial. Sebelum pecah tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu dan menewaskan 135 Aremania, gaya kepemimpinan Ibul juga jadi sorotan.
Salah satu kritik pedas dari pencinta sepak bola nasional kepada Ibul misalnya soal poster wajah dirinya di saat Timnas Indonesia bertanding di satu kompetisi.
Selain itu, Ibul yang kerap menghubungi para pemain Timnas yang tengah bertanding juga dianggap terlalu berlebihan.
Sebelum pecah tragadi Kanjuruhan, Ibul kena kritik tajam pasca muncul poster bertuliskan Hatur Nuhun Iwan Bule di Stadion GBLA jelang Timnas Indonesia melawan Curacao di Matchday September lalu.
Baca Juga:Persebaya Bawa Dua Tuntutan, Saat Gelaran RUPS Luar Biasa PT LIB di Jakarta
Spanduk bertuliskan "Maju Terus Timnas Indonesia" yang diikuti kalimat "Hatur Nuhun Iwan Bule" di bawahnya itu dibentangkan di salah satu sudut tribun Stadion GBLA.
Tidak jelas siapa yang memasang poster tersebut, namun hal itu jadi viral dan menimbulkan kritik tajam dari pencinta sepak bola nasional.
Tekanan kepada Ibul semakin besar saat pecah tragedi Kanjuruhan. Ia didesak untuk mundur sebagai ketum PSSI atas peristiwa berdarah tersebut.
Di tengah tragedi Kanjuruhan, Ibul sempat kepleset saat berbicara. Saat menyampaikan pidato sehari setelah tragdi Kanjuruhan, Ibul menyebut, 'Hadirin yang berbahagia'
Sontak saja ucapan keliru itu membuatnya jadi bulan-bulanan kritik. Ibul sendiri sudah memberikan klarifikasi terkait hal tersebut saat jadi bintang tamu di Podcast Deddy Corbuzier.
"Situasi yang membuat saya nervous (grogi), keadaan yang begitu luar biasa mengagetkan saya belum tidur sampai pagi. Sorenya saya ke rumah sakit melihat korbannya yang cukup banyak, otomatis tekanan di kepala saya psikologis luar biasa jadi saya tidak sengaja juga bicara itu," ungkapnya.