SuaraBekaci.id - Pemilihan umum Gubernur Jawa Barat akan berlangsung pada 27 November 2024. Sejumlah tokoh digadang-gadang bakal bertarung untuk menjadi Jabar 1.
Ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule (Ibul) jadi salah satu nama yang digadang-gadang bakal bertarung untuk gantikan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat.
Selain nama Iwan Bule, muncul nama anggota DPR RI Dedi Mulyadi. Suara dukungan untuk Dedi Mulyadi maju ke Pilgub Jabar 2024 disampaikan netizen di akun media sosial miliknya.
Kang Dedi begitu sapaan akrabnya dianggap penggemarnya cukup layak untuk memimpin Jawa Barat. Apalagi Dedi Mulyadi menjadi Bupati Purwakarta pertama yang dipilih langsung oleh masyarakat pada 2008.
Baca Juga:Usul PSSI: Sudjarno Tetap Duduki Jabatan Direktur Operasional LIB
Menarik jika kedua tokoh ini saling bertarung di Pilgub Jabar 2024. Keduanya memiliki rekam jejak politik dan pemerintah yang sama kuat.
Ibul sedikit lebih unggul, ia pernah mengemban tugas sebagai PJ Gubernur Jawa Barat pada 2018. Itu menjadi jabatan politik pertama pria lulusan Akpol 1984.
Keduanya juga memiliki basis massa. Dedi Mulyadi yang kerap blusukan ke daerah-daerah di Jawa Barat punya kans untuk dipilih oleh masyarakat saat Pilgub 2024.
Ibul juga tak ketinggalan. Prestasi yang ia torehkan bersama PSSI bisa menjadi daya tarik masyarakat untuk memilihnya nanti.
Namun berbeda dengan Ibul, Dedi Mulyadi sampai saat ini belum memberikan pernyataan terbuka ia ingin maju di Pilgub 2024.
Baca Juga:Persebaya Bawa Dua Tuntutan, Saat Gelaran RUPS Luar Biasa PT LIB di Jakarta
Lantas jika keduanya memiliki track record cukup lumayan, apakah kedua tokoh ini memiliki rekam jejak kontroversial?
Dedi Mulyadi dan Kasus Perceraian
Kasus perceraian Dedi Mulyadi dengan Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika belakangan jadi sorotan publik. Bak bola liar, masalah rumah tangga Dedi dan Anne Ratna membuat keduanya kerap diterpa isu tak sedap.
Isu tak sedap mulai penyebab perceraian hingga soal Dedi Mulyadi dituduh melanggar syariat Islam. Dedi menurut Anne Ratna Mustika langgar hal tersebut.
"Alasannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena saya seorang istri dan beragam Islam, tentu saya mengacu pada syariat Islam," ucap Anne pada Oktober lalu.
Ditegaskan oleh Bupati Purwakarta tersebut, bahwa jika Dedi Mulyadi tidak langgar syariat Islam, ia tak akan berani gugat cerai.
Sementara itu Dedi Mulyadi mengaku kaget mendapat gugatan cerai dari istrinya itu. Ia pun singgung soal dirinya yang dicerai setelah tak menjadi bupati.
"Saya pernah jadi wakil bupati lima tahun, jadi bupati selama 10 tahun. Selama menjabat gak pernah gugat cerai. Tapi begitu saya tak jadi bupati, saya digugat cerai," ungkap pria kelahiran Subang.
Menariknya, saat menjabat sebagai bupati Purwakarta, Dedi juga pernah membuat kebijakan kontroversial misalnya soal larangan berpacaran atau bertamu di atas jam 9 malam.
Dedi juga sempat membuat kebijakan larangan usaha "online game" dan PlayStation. Alasannya game online berdampak pada sifat dan karakter anak atau pelajar di Purwakarta.
Iwan Bule dan Tragedi Kanjuruhan
Iwan Bule selama memimpin PSSI pun tak lepas dari kontroversial. Sebelum pecah tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu dan menewaskan 135 Aremania, gaya kepemimpinan Ibul juga jadi sorotan.
Salah satu kritik pedas dari pencinta sepak bola nasional kepada Ibul misalnya soal poster wajah dirinya di saat Timnas Indonesia bertanding di satu kompetisi.
Selain itu, Ibul yang kerap menghubungi para pemain Timnas yang tengah bertanding juga dianggap terlalu berlebihan.
Sebelum pecah tragadi Kanjuruhan, Ibul kena kritik tajam pasca muncul poster bertuliskan Hatur Nuhun Iwan Bule di Stadion GBLA jelang Timnas Indonesia melawan Curacao di Matchday September lalu.
Spanduk bertuliskan "Maju Terus Timnas Indonesia" yang diikuti kalimat "Hatur Nuhun Iwan Bule" di bawahnya itu dibentangkan di salah satu sudut tribun Stadion GBLA.
Tidak jelas siapa yang memasang poster tersebut, namun hal itu jadi viral dan menimbulkan kritik tajam dari pencinta sepak bola nasional.
Tekanan kepada Ibul semakin besar saat pecah tragedi Kanjuruhan. Ia didesak untuk mundur sebagai ketum PSSI atas peristiwa berdarah tersebut.
Di tengah tragedi Kanjuruhan, Ibul sempat kepleset saat berbicara. Saat menyampaikan pidato sehari setelah tragdi Kanjuruhan, Ibul menyebut, 'Hadirin yang berbahagia'
Sontak saja ucapan keliru itu membuatnya jadi bulan-bulanan kritik. Ibul sendiri sudah memberikan klarifikasi terkait hal tersebut saat jadi bintang tamu di Podcast Deddy Corbuzier.
"Situasi yang membuat saya nervous (grogi), keadaan yang begitu luar biasa mengagetkan saya belum tidur sampai pagi. Sorenya saya ke rumah sakit melihat korbannya yang cukup banyak, otomatis tekanan di kepala saya psikologis luar biasa jadi saya tidak sengaja juga bicara itu," ungkapnya.