Ada Zombie hingga Kanibal, LRT Jakarta Tantang Warga Uji Nyali di Wahana Train to Apocalypse

Di Stasiun Boulevard Utara terdapat wahana bernama Area Kekacauan (Chaos Area), Mayat Hidup Tertidur (Sleeping Zombie) dan Dalam Pembangunan (Under Construction).

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 12 Agustus 2022 | 15:45 WIB
Ada Zombie hingga Kanibal, LRT Jakarta Tantang Warga Uji Nyali di Wahana Train to Apocalypse
Kreator Train to Apocalypse Billy Junior (tengah) dan sejumlah pengunjung lainnya mengantre masuk ke rute kegiatan 'Train to Apocalypse' LRT Jakarta di Stasiun Boulevard Utara, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (12/8/2022). [ANTARA/Abdu Faisal]

SuaraBekaci.id - Warga penyuka dunia misteri bisa menikmati wahaa "Train to Apocalypse" yang disediakan PT Lintas Raya Terpadu atau LRT Jakarta. Wahana itu tersedia setiap hari pada 5 Agustus hingga 11 September 2022 di Stasiun Boulevard Utara, Kelapa Gading, Jakarta Utara dan Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, pukul 14.04 - 21.24 WIB.

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT LRT Jakarta, Sheila Indira Maharshi dalam konferensi pers di Jakarta Utara, Jumat, mengatakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Daerah Provinsi DKI Jakarta itu menyediakan tanda pengenal khusus bagi pengunjung wahana itu untuk membedakan dengan pengunjung harian LRT Jakarta.

Begitu pula tempat penukaran tiket dengan tanda pengenal khusus, terpisah dari gerbang masuk pengunjung harian di stasiun kedua (S02) LRT Jakarta di Jalan Boulevard Utara, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

"Teman-teman bisa melihat, rute (flow) pengunjung wahana itu berbeda dengan rute yang dilewati penumpang dan di (gerbong) kereta, juga kami kasih sekat (backdrop), sehingga tidak mengganggu kenyamanan penumpang reguler," kata Sheila.

Baca Juga:Mulai Diterapkan Hari Ini, Belum Semua Halte Transjakarta Berlakukan Tarif Integrasi Maksimal Rp10 Ribu

Kegiatan Train to Apocalypse itu setiap harinya melewati sekitar lima stasiun, dari Stasiun Boulevard Utara - Boulevard Selatan - Pulo Mas - Equestrian - Velodrome.

Sheila mengatakan wahana ini berlangsung dari lima Agustus hingga 11 September dan bertujuan mendorong kebangkitan industri kreatif hiburan di DKI Jakarta pasca pandemi COVID-19.

Menurut Sheila, LRT Jakarta sudah berkali-kali melaksanakan kegiatan yang mendukung industri kreatif seperti misalnya peragaan busana muslim (fashion show) hingga tarian barongsai saat perayaan Imlek.

Namun, kehadiran Train to Apocalypse di LRT Jakarta rupanya disambut antusias oleh masyarakat.

Sheila mengatakan 8.000 tiket kegiatan itu sudah habis terjual hingga 17 Agustus mendatang.

Baca Juga:Pemprov DKI Jakarta Tetapkan Tarif Integrasi Transportasi Massal Rp. 10.000

"Kami sudah memastikan kegiatan ini sama sekali tidak mengganggu operasional maupun pelayanan dan tentunya tetap kami memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan penumpang," kata Sheila.

General Manager Operasi dan Pelayanan LRT Jakarta Ampunghuang R Patriadi mengatakan pihaknya menerapkan batas usia pengunjung wahana yang mesti di atas 15 tahun.

Pengunjung wahana juga diatur beregu, dengan maksimal satu regu beranggotakan 10 orang. Masing-masing regu bergantian memasuki setiap wahana yang tersedia secara berurutan.

Permainan menyeramkan
Di Stasiun Boulevard Utara terdapat wahana bernama Area Kekacauan (Chaos Area), Mayat Hidup Tertidur (Sleeping Zombie) dan Dalam Pembangunan (Under Construction).

Ada petugas berpakaian loreng bersenjata laras panjang yang siap memandu pengunjung melewati wahana dengan aman sampai tiba ke pintu masuk kereta berikutnya menuju Stasiun Velodrome.

Petugas itu juga memastikan tidak ada teman seregu yang terinfeksi oleh virus mengerikan yang menginfeksi kota.

Setelah kereta berangkat, pengunjung akan dibawa melintasi Stasiun Boulevard Selatan, Pulo Mas, Equestrian, dan Velodrome. Pengunjung harus tetap waspada memeriksa setiap anggota regunya tidak ada yang tergigit oleh mayat hidup di dalam kereta.

Di stasiun terakhir, ada dua wahana lagi yang mesti dilewati untuk mencapai area aman (safety zone) yaitu Penyintas Kanibal (Cannibal Survivor) dan Serbuan Mayat Hidup (Zombie Rush).

Saat sekitar 20 mayat hidup terus berupaya mengejar regu, salah seorang pengunjung harus tetap berkonsentrasi memecahkan teka-teki di dalam ruangan untuk menyelamatkan regunya menuju area aman (safety zone).
Menurut Kreator 'Train to Apocalypse' Billy Junior, pengalaman terbaik untuk menikmati kegiatan yang terinspirasi dari film asal Korea Selatan berjudul 'Train to Busan' itu adalah lima sampai enam orang dalam satu regu.

"Semakin sedikit orang, akan semakin menyeramkan," katanya.

Ia menambahkan, harga tiket wahana ini pada hari kerja Rp60 ribu dan tiket akhir pekan Rp75 ribu, sudah termasuk tiket perjalanan kereta dari Boulevard Utara ke Velodrome. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini