“Untuk daerah wabah, kita arahkan sistem intensif untuk mengurangi risiko penularan melalui udara. Untuk pakan yang diberikan dapat berupa hijauan dan konsentrat yang disesuaikan dengan kebutuhan dan produksinya,” kata Dikman.
Budi daya tersebut dapat diperketat dengan biosecurity sebagai upaya preventif penyebaran PMK.
Biosecurity adalah segala upaya fisik dan tata laksana untuk meminimalkan risiko masuknya agen penyakit ke dalam peternakan, mencegah berkembangnya penyakit, serta mencegah keluarnya agen penyakit dari peternakan.
“Biosecurity itu vital, baik oleh peternakan rakyat ataupun peternakan perusahaan swasta. Untuk perkandangan, kita melakukan pengetatan personel yang keluar-masuk kandang. Kunjungan tamu atau kunjungan lainnya juga ditutup sampai wabah mereda,” ucap Dikman.
Baca Juga:Kasus PMK Pada Sapi Dan Kambing di NTB Tembus 6.527 Ekor, Terbanyak di Lombok Timur
Beberapa fasilitas yang perlu disiapkan antara lain penyemprot disinfektan untuk kendaraan yang keluar-masuk, kelengkapan sanitasi untuk petugas kandang seperti loker, kamar mandi, dan shower, bilik penyemprotan untuk petugas, dan sanitasi kandang.
Usaha lain yang perlu dilakukan adalah penyemprotan insektisida pembasmi serangga, lalat, dan hama lainnya di sekitar kandang ternak.
Hal ini dilakukan guna menjaga lingkungan kandang tetap bersih dan mencegah penyebaran penyakit.
Sedangkan ternak yang sakit harus segera diobati. Apabila ada ternak yang mati karena PMK, bangkainya harus segera dibakar atau dikubur.
Pada ternak yang terinfeksi dilakukan pemotongan dan pembuangan jaringan terinfeksi.
Baca Juga:Pasar Hewan di Klaten Ditutup Selama 14 Hari karena Ditemukan Virus PMK