SuaraBekaci.id - Juru Bicara Kementerian Lee Jong-joo menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Korea Utara tengah mengalami krisis pangan.
Kondisi tersebut disebabkan karena harga kebutuhan pokok meningkat pesat.
“Korea Utara mengalami kekurangan pangan kronis dengan sekitar 1 juta ton makanan jatuh setiap tahun,” katanya dalam pres rilis, mengutip dari Bogordaily -jaringan Suara.com, Selasa (7/12/2021).
Menurutnya, salah satu penyebabnya Korea Utara krisis pangan karena lockdown panjang, sebab pandemi yang tak kunjung selesai.
Baca Juga:BRI Jadi Lembaga Keuangan Pertama Gelar Fellowship Journalism
“Karena penguncian perbatasan yang didorong oleh virus corona yang berkepanjangan. Hal itu kemungkinan akan mempersulit pemenuhan makanan yang dikirim dari dari luar negeri,” tuturnya.
Sebelumnya, Korea Utara berencana melonggarkan pembatasan November lalu. Namun, hadirnya varian baru Omicron membuat negara itu menunda pelonggaran itu.
“Meskipun kami memiliki batasan dalam memiliki akses ke informasi yang akurat. Pemerintah memperkirakan volatilitas harga makanan dan kebutuhan meningkat (di Korea Utara) dan beberapa barang mengalami kenaikan harga yang cepat,” kata Lee.
Di sisi lain, ada secercah harapan. Para ahli mengatakan hasil panen tahun ini di Korea Utara akan meningkat. Hal itu karena cuaca di negara itu bagus.
Baca Juga:Cara Membuat Google Classroom, Cuma Butuh Waktu 5 Menit