Kampanye Kebebasan Perempuan Berjilbab di Eropa Disoal

Salah-satu slogan di salah satu kampanye iklan tertulis: "Kecantikan ada dalam keberagaman sebagaimana kebebasan ada dalam hijab".

Lebrina Uneputty
Sabtu, 06 November 2021 | 11:12 WIB
Kampanye Kebebasan Perempuan Berjilbab di Eropa Disoal
Salah-satu slogan di salah satu iklan berbunyi: "Kecantikan ada dalam keberagaman sebagaimana kebebasan ada dalam hijab". [COUNCIL OF EUROPE/BBC]

SuaraBekaci.id - Kampanye penghormatan terhadap kaum perempuan muslim berjilbab di Eropa disoal. Kampanye hasil dua lokakarya online yang bekerjasama dengan Femsyo, sebuah organisasi pemuda Muslim di seluruh Eropa ini akhirnya dihentikan.

Organisasi Hak Asasi Manusia terkemuka Eropa mencabut peredaran poster kampanye yang mempromosikan penghormatan kaum perempuan muslim berjilab setelah dikritik kelompok oposisi di Prancis.

Salah-satu slogan di salah satu kampanye iklan tertulis: "Kecantikan ada dalam keberagaman sebagaimana kebebasan ada dalam hijab".

Susunan kata dalam kampanye menurut Juru Bicara Dewan Eropa "mencerminkan pernyataan individu dari orang-orang yang mengambil bagian dalam salah satu lokakarya proyek".

Sementara Presiden Femyso, Hande Taner, dalam sebuah wawancara dengan BBC mengatakan, "kampanye itu sendiri masih berlangsung" tetapi menambahkan: "Mengenai mengapa tweet itu dihapus, saya tidak dapat berbicara atas nama Dewan Eropa".

Taner mengatakan "sangat menyedihkan bahwa upaya anak-anak muda minoritas diserang dan dirusak" oleh para politisi.

Reaksinya adalah "Contoh lain tentang bagaimana hak-hak perempuan Muslim tidak ada bagi mereka yang mengklaim mewakili atau melindungi gagasan seperti kebebasan, kesetaraan dan kebebasan", katanya.

Integrasi semua kelompok Muslim ke dalam masyarakat Prancis telah menjadi isu politik yang semakin menonjol dalam beberapa tahun terakhir.

Prancis menampung minoritas Muslim terbesar di Eropa, dan diperkirakan jumlahnya lima juta orang.

Pada 2011, Prancis menjadi negara Eropa pertama yang melarang penggunaan penutup wajah - yang hanya menyisakan mata - di tempat umum.

Belakangan, keberadaan poster Dewan Eropa ini mulai menarik perhatian para politikus Prancis dari partai kiri, kanan dan tengah pada Senin.

Di antaranya adalah para kandidat utama dalam pemilihan presiden tahun depan.

Dalam salah satu cuitannya, komentator sayap kanan Eric Zemmour, yang namanya terus menanjak dalam jajak pendapat, meskipun belum menyatakan pencalonannya, menuduh kampanye itu mempromosikan "penggunaan cadar bagi warga Eropa".

Kandidat lainnya Marine Le Pen mencuit: "Saat perempuan melepas cadarnya, mereka menjadi bebas, bukan sebaliknya."

Taner merespons: "Jika ada klaim kebebasan, kebebasan ini harus universal.

"Ini harus mencakup kebebasan untuk memilih apa yang akan dikenakan, tetapi juga kebebasan untuk memilih apa yang tidak akan dikenakan."

Taner mengatakan di Prancis, di mana kebebasan sangat dihargai, "ada standar ganda di mana kebebasan ini tidak dilindungi pada tingkat yang sama" untuk kelompok tertentu, seperti kaum perempuan Muslim.

Dewan Eropa merilis gambar-gambar pada minggu lalu untuk kampanye melawan diskriminasi anti-Muslim.

Salah-satu slogan di salah satu iklan berbunyi: "Kecantikan ada dalam keberagaman sebagaimana kebebasan ada dalam hijab".

Sejumlah politikus Prancis terkemuka mengutuk pesan tersebut dan berpendapat bahwa jilbab tidak mewakili kebebasan.

Tetapi beberapa perempuan Muslim yang mengenakan jilbab berujar reaksi tersebut menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap keragaman dan hak untuk memilih apa yang dikenakan di Prancis.

Menteri Pemuda Prancis, Sarah El Haïry, mengatakan dia terkejut dengan satu poster yang menunjukkan sebuah gambar terbelah, satu sisi seorang perempuan berjilbab, dan satunya lagi tidak.

Dalam wawancara di TV Prancis, sang menteri menganggap poster itu mendorong para perempuan untuk mengenakan jilbab.

Dia mengatakan pesan ini mengguncang nilai-nilai sekuler Prancis, di mana dia menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kampanye tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini