Profesor keuangan di Chinese University of Hong Kong, Joseph Fan pun mempertanyakan.
"Apakah Hui, yang kekayaannya saat ini sebesar USD11,5 miliar sebagian besar didapat pada dividen USD8 miliar yang ia terima dari Evergrande sejak IPO pada tahun 2009, akan dianggap bersalah secara pribadi atas kerugian besar yang terjadi kemungkinan akan bergantung pada kinerjanya dalam membersihkan kekacauan?"
Hingga kini, masih belum dapat diketahui. Bahkan, Evergrande belum membuat pengumuman publik apakah akan membayar bunga obligasi USD83,5 juta dolar yang jatuh tempo minggu lalu, sehingga mengirim lebih banyak kegelisahan di pasar.
Kreditur asing bersiap untuk pemotongan, yang diperkirakan analis Nomura Iris Chen akan sebanyak 75%.
Evergrande memiliki masa tenggang 30 hari sebelum secara resmi default pada obligasi dolar.
Namun sebelum itu, Hui harus menjawa 1,5 juta pembeli rumahnya terlebih dahulu.
Orang-orang itu telah menyerahkan deposito atau pembayaran penuh untuk rumah yang masih dalam pembangunan di seluruh China.
Pembeli yang tidak puas di Guangzhou telah mengorganisir protes untuk menuntut Evergrande memulai kembali pembangunan proyek di sana yang dihentikan pada Mei.
Pejabat China seharusnya melindungi kepentingan warga biasa. Pasalnya, mereka telah bersumpah untuk mengurangi ketidaksetaraan pendapatan masyarakat dan mencapai kemakmuran bersama.
Sebuah bailout langsung dari Evergrande akan bertentangan dengan tujuan Presiden Xi Jinping untuk memperketat pendanaan dan mendisiplinkan sektor real estat.