Ditanya Soal Seks di Luar Angkasa, Astronot Jawab Begini

Seks dan masturbasi punya kaitan dengan kesehatan fisik dan mental. Itu tidak berubah di luar angkasa.

Lebrina Uneputty
Selasa, 28 September 2021 | 20:55 WIB
Ditanya Soal Seks di Luar Angkasa, Astronot Jawab Begini
Ilustrasi. [Handout/AFP/Blue Origin]

Kita hanya bisa berspekulasi, tapi ada kemungkinan seks di luar angkasa sudah terjadi di masa lalu. Terdapat dua misi luar angkasa yang punya kemungkinan untuk terjadinya hal tersebut .

Pada 1982, Kosmonot Rusia Svetlana Savitskaya, perempuan kedua yang pernah berada di luar angkasa, mengikuti misi luar angkasa Soyuz T-7 selama 8 hari. Dua rekan laki-laki sudah berada wahana iluar angkasa tu terlebih dahulu, menjadikannya misi luar angkasa gabungan pertama.

Dalam buku nya, Höllenritt durch Raum und Zeit (Perjalanan Neraka Melalui Ruang dan Waktu), astronot Jerman Ulrich Walter mengutip dokter tim, Oleg Georgievich Gazenko, perjalanan tersebut direncanakan dengan memasukkan aktivitas seksual.

Misi kedua yang dipertanyakan terjadi pada 1922, ketika pesawat ulang alik Endeavour milik NASA diluncurkan dengan awak pasangan yang sudah menikah dalam misi itu.

Baca Juga:Berhubungan Seks Secara Teratur Dapat Melawan Flu dan Pilek

Mark Lee dan Jan Davis, keduanya adalah astronot, bertemu di NASA. Mereka menikah secara rahasia sebelum keberangkatan itu. Misi penerbangan luar angkasa ini bisa dikatakan sebagai bulan madu pasangan suami istri astronot bersangkutan.

Apa perbedaannya dengan  seks di Bumi?

Jadi, kita dapat berasumsi bahwa seks di luar angkasa itu nyata. Tapi apa yang membedakannya dengan aktivitas itu di permukaan Bumi? Mari kita mulai dari dasarnya: gairah sex.

Hanya sedikit informasi yang tersedia untuk umum. Dan informasi yang kita miliki mengindikasikan, berada di luar angkasa menurunkan libido, setidaknya di periode awal.

Itu karena nyaris tidak ada gaya gravitasi, pengalaman tanpa bobot di luar angkasa yang dialami astronot, menyebabkan perubahan hormonal, seperti penurunan estrogen. Kadar estrogen rendah lazimnya dihubungkan dengan penurunan gairah seks.

Baca Juga:Catat! Ini 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Picu Pendaharan Otak, Termasuk Hubungan Seks

Sayangnya, yang kita ketahui tentang hormon di luar angkasa hanya berdasarkan tes yang dilakukan kepada laki-laki.

Itu karena hanya 11.5% dari total astronot adalah perempuan, dan sebagian perempuan yang terbang ke luar angkasa memilih menggunakan kontrasepsi sebelum misinya, untuk menghindari menstruasi.

Ini menjadikannya sulit untuk membedakan perubahan hormonal buatan pada meraka, yang disebabkan oleh perjalanan luar angkasa.

Faktor lain yang mempengaruhi gairah seks di luar angkasa adalah perubahan jam internal pada setiap astronot.

"Jika sekarang kita mengitari planet Bumi setiap 90 menit, ritme sirkadian akan berubah dan juga mengubah segalanya, termasuk hormon seks dan mungkin juga libido kita,” kata Saralyn Mark.

Secara ilmiah ini cocok dengan pengalaman astronot Ulrich Walter saat berada di luar angkasa. Dalam bukunya, dia menulis, selama 10 hari dia berada di luar angkasa, dia tidak memiliki libido.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini