SuaraBekaci.id - Dokter kulit ini menyarankan sebaiknya hindari trend kecantikan yang beredar di aplikasi video pendek TikTok.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, semua hal yang trendy dan viral berasal dari aplikasi TikTok. Mulai gaya dance, makeup, prank, makanan, hingga perawatan kecantikan. Sedikitnya ada enam trend kecantikan yang disebar di TikTok.
Tentunya TikTok juga jadi gudangnya berbagai video DIY skincare dan diklaim menjanjikan. Sehingga banyak pengguna TikTok tertarik.
Tapi apakah semua itu benar-benar dapat diterapkan? Perlu kamu ketahui bahwa tidak semuanya dokter kulit setuju dengan semua tren kecantikan di TikTok.
Baca Juga:BPJS Kesehatan Gandeng KPK Tumbuhkan Budaya Anti Gratifikasi Program JKN-KIS
Dokter kulit, Dr. Rayna Dyck yang berbasis di Alabama, menyebutkan, tren perawatan kecantikan pada video TikTok mungkin ada yang memang benar-benar bermanfaat. Tetapi banyak pula yang membahayakan kulit.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini sejumlah tren kecantikan pada video TikTok yang sebaiknya kamu hindari.
1. Makeup Microneedling
Ini menjadi tren perawatan kecantikan kulit yang menggunakan perangkat serta teknik microneedling. Tren ini untuk mendapatkan efek riasan semi permanen pada wajah atau bisa bertahan lebih lama.
Namun, tren seperti ini cukup meresahkan. Karena dengan menggabungkan makeup dan microneedling bisa membahayakan kesehatan kulit.
Baca Juga:Cara Download Video TikTok Khusus yang Diprivasi, Begini Caranya
Membuat tato yang semi permanen juga dapat menimbulkan reaksi inflamasi secara signifikan pada bagian kulit.
Hal itu tergantung dari kedalaman microneedling, bisa sampai menembus kulit yang cukup dalam hingga mengalami pendarahan.
2. Sunscreen Contouring
Sunscreen contouring juga menjadi salah satu dari 6 tren kecantikan di TikTok yang harus kamu hindari. Ini adalah ide buruk, karena menggunakan tabir surya sebagai kontur.
Banyak orang membentuk serta menyamarkan wajah, namun tidak menerapkan tabir surya. Karena setiap penyamakan kulit menjadi tanda bahwa adanya kerusakan DNA yang telah terjadi pada bagan sel-sel kulit.
Pasalnya, penggunaan tabir surya bukan hanya menyoroti area tertentu saja. Jika cakupan dari tabir surya tidak merata dapat meningkatkan risiko kulit keriput, terbakar, bintik hitam, serta kanker kulit.