Mengenal Cara Berdagang Rasulullah SAW

Beberapa strategi ini pernah dilakukan Uswatun Hasanah kita

Lebrina Uneputty
Senin, 27 September 2021 | 09:55 WIB
Mengenal Cara Berdagang Rasulullah SAW
Ilustrasi (Unsplash @sndir)

Ketika berdagang, Nabi Muhammad SAW, tidak pernah mau menjual barang yang mempunyai kualitas kaleng-kaleng. Sudah pasti, Rasul bakalan menjual barang berkualitas baik supaya tidak merugikan konsumen.

Bukan hanya itu saja, akan tetapi nabi juga berharap pembelinya mendapatkan barang yang sepadan dengan harga sudah mereka bayarkan. Jadi, produk yang Rasul jajakan, selalu mempunyai kualitas Wahid.

Seperti halnya penjelasan dalam hadis riwayat Ibnu Majah, Uqbah bin Amir pernah mendengarkan Rasulullah SAW berkata,

Seorang muslim itu merupakan saudara bagi muslim yang lainnya. Untuk itu, tidak halal bagi seorang muslim dalam menjual barang yang terdapat catat kepada temannya, kecuali yang sudah ia jelaskan.”

Contohnya saja begini, apabila Anda itu menjual barang tangan dua, maka alangkah lebih baiknya, Anda menjelaskan kepada calon pembeli mengenai detail dari barang tersebut. Katakan dengan sejujurnya dan jangan mengada-ngada.

Mengambil Keuntungan yang Sewajarnya

Setiap pedagang, artinya selalu mendambakan keuntungan. Tidak ada yang mau rugi pastinya.

Nah, masalahnya adalah banyak penjual yang menginginkan untuk mendapatkan keuntungan besar. Padahal, cara berdagang Rasulullah SAW itu mengambil keuntungan wajarnya saja.

Faktanya, dalam kehidupan sehari-hari kita masih menjumpai orang yang ingin mendapatkan keuntungan besar. Mereka juga menggunakan beragam cara untuk meraihnya, bahkan menggunakan cara yang tidak halal.

Misalnya saja seperti ini, harga jual terlalu tinggi padahal kenyataannya biaya produksinya murah. Barang sudah bekas atau second Anda katakan original dan yang sejenisnya.

Sedangkan, Nabi Muhammad yang merupakan Uswatun Hasanah kita saja, saat berdagang keuntungan yang Rasul ambil hanya sewajarnya saja. Pasalnya, Rasulullah itu tidak mencari uang, melainkan keberkahan dari Allah SWT.

Dalam Al Quran surat Asyura ayat 20: "Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa menghendaki keuntungan dunia Kami berikan kepadanya sbagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat"

Dari arti surah tersebut, kita tahu bahwasannya mengambil keuntungan atau uang ketika hidup di dunia itu seperti tidak ada artinya. Alasannya adalah kelak kita akan kekal di akhirat.

Mempunyai Strategi dalam Melakukan Pemasaran

Bukan hanya pengusaha pada zaman sekarang saja yang mempunyai strategi guna melakukan pemasaran. Akan tetapi hal tersebut juga menjadi cara berdagang Rasulullah SAW. Beberapa strategi ini pernah dilakukan Uswatun Hasanah kita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini