"Sejak saya kecil sekitar tahun 1070-an, bangunan lama itu sudah berdiri. Yang satu Rumah Dinas Camat Pebayuran dahulunya kerap kami kunjungi bersama teman untuk sekedar menonton televisi bersama. Memang untuk secara detail tentang sejarah awal berdirinya bangunan itu saya tidak begitu mengetahui," terangnya dikutip dari bekasikab.go.id.
Suratin mengatakan, menurut cerita para orang tua, kedua bangunan itu merupakan peninggalan tuan tanah keturunan Tionghoa yang ditinggal pindah oleh pemiliknya.
"Karena dahulu ada semacam peraturan agar semua tuan tanah yang masih tinggal di wilayah kecamatan, harus pindah ke kota kabupaten," tuturnya.
Pada sekitar tahun 1940, wilayah Pebayuran masih banyak dikuasai oleh para tuan tanah yang memang mengusai kebanyakan lahan di daerah tersebut, yang sebagian pegawainya juga warga pribumi.
Baca Juga:Pemkot Bekasi Klaim Tak Ada RT Zona Merah dan Orange di Wilayahnya
"Nah kedua bangunan lama ini milik mereka tuan tanah yang digunakan sebagai tempat tinggal dan menampung para pegawainya yang bekerja sebagai penagih upeti dari warga setempat," imbuhnya.
Bangunan lama yang persis berada di samping Mapolsek tersebut hingga kini masih sering digunakan untuk keperluan acara tertentu oleh warga setempat.
Seperti untuk acara hajatan pernikahan, rapat warga serta pernah juga digunakan sebagai Kantor Urusan Agama (KUA) Pebayuran.
"Saya berharap agar kedepannya dua bangunan yang memiliki nilai sejarah ini lebih diperhatikan. Minimal ada perawatan dan revitalisasi bangunan, yang selanjutnya barangkali dapat dimanfaatkan menjadi pusat edukasi sejarah atau kebudayaan bagi generasi kita nanti," harapnya.
Camat Pebayuran Hanief Zulkifli mengatakan, peninggalan sejarah bangunan bekas tuan tanah Pebayuran diharapkan dapat terus dirawat bahkan bisa ditetapkan sebagai cagar budaya.
Baca Juga:Warga Kabupaten Bekasi Gelar Lomba 17 Agustus Akan Dibubarkan Polisi
"Kami berharap kedepannya agar bangunan lama tersebut tetap terjaga, terawat. Apa lagi nantinya bisa dikuiuhkan sebagai Cagar Budaya yang nantinya akan menjadi identitas sejarah Kabupaten Bekasi untuk pendidikan generasi mendatang," kata Hanief, saat ditemui di kantornya, Kamis (12/8/21).