- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) meningkatkan penjualan telur asin Yayak di Madiun secara signifikan.
- Penjualan telur asin Yayak melompat dari ratusan menjadi ribuan butir per minggu, meningkatkan omzet drastis.
- Dampak positif MBG meliputi pembukaan lapangan kerja bagi warga sekitar dan rencana pengembangan usaha peternakan itik.
SuaraBekaci.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menunjukkan dampak nyata bagi pelaku usaha kecil di desa.
Kali ini, berkah tersebut dirasakan Yayak Surayak, perajin telur asin sekaligus peternak itik asal Dusun Penjalinan, Desa Sidorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Yayak mengaku tak pernah membayangkan usahanya bisa berkembang pesat seperti sekarang. Sebelum menjadi pemasok dapur MBG, ia hanya mampu menjual sekitar 100 hingga 200 butir telur asin dalam sepekan.
Kini, setelah rutin menyuplai ke dapur MBG, penjualannya melonjak drastis menjadi 3.000 hingga 5.000 butir per minggu.
“Alhamdulillah, sejak ada MBG, peternak itik seperti kami sangat terbantu. Sekarang sekali kirim bisa 3.000 sampai 5.000 butir telur asin dan pembayarannya langsung,” ujar Yayak saat ditemui di rumahnya, akhir pekan lalu.
Lonjakan permintaan itu berdampak langsung pada peningkatan omzet Yayak yang naik sekitar 3.000 hingga 4.000 persen.
Tak hanya itu, usaha telur asin yang semula dikerjakan sendiri kini turut membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
“Sekarang sudah tidak bisa dikerjakan sendirian. Ada 4 sampai 5 ibu-ibu tetangga yang membantu produksi, ditambah satu orang khusus untuk pengemasan,” tuturnya.
Untuk kebutuhan menu MBG, telur asin yang diminta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memiliki tingkat keasinan yang lebih ringan.
Baca Juga: Ancaman Suspensi! Wakil Kepala BGN Beri Ultimatum Sebulan SPPG di Banyumas Urus SLHS
Hal ini membuat proses pengasinan menjadi lebih singkat, hanya sekitar 7 hingga 8 hari, dibandingkan telur asin pasar umum yang membutuhkan waktu 12 hingga 15 hari.
“Supaya rasanya tidak terlalu asin, jadi prosesnya lebih cepat,” jelas Yayak.
Melihat permintaan yang terus meningkat dari beberapa dapur MBG di wilayah Kecamatan Kebonsari, Yayak mulai merencanakan pengembangan usaha.
Ia kini memperbesar kandang dan menambah jumlah itik untuk menjaga ketersediaan pasokan telur.
“Kita tambah bebeknya dan kembangkan peternakannya dulu,” katanya.
Dengan peningkatan omzet dan perputaran usaha yang semakin cepat, Yayak berharap program MBG dapat terus berjalan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak 4.000 Persen Berkat Program MBG
-
Satukan Langkah untuk Sumatra, BRI Beri Bantuan Rp50 M untuk Percepat Pemulihan Bencana
-
Lebih Setengah Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek, Ke Mana Tujuan Favorit?
-
Grab Ganti Tiket Pesawat Hingga Rp3,3 Juta Jika Terlambat Dijemput ke Bandara
-
BRI & Danantara Turun Langsung di Aceh Tamiang, Bantuan Besar Disalurkan untuk Korban Bencana