SuaraBekaci.id - Sejumlah komoditas bahan pokok di Kota Bekasi mengalami kenaikan harga. Akibatnya, sejumlah warga minta pemerintah turun tangan atasi lonjakan harga.
Pantauan SuaraBekaci.id di Pasar Kranji, Kota Bekasi sejumlah komoditas kebutuhan bahan pokok mengalami kenaikan harga seperti, cabai rawit merah Rp90 ribu per kilogram, cabai merah keriting Rp75 ribu, bawang merah Rp35 ribu, telur Rp28 ribu, dan gula Rp16 ribu per kilogram.
“Ya semoga pemerintah memperhatikan rakyat-rakyat kecil biar bisa sejahtera, jangan di siksa melulu sama harga-harga (kebutuhan bahan pokok),” kata salah satu warga Kota Bekasi, Sri (60), Selasa (13/11/2023).
Sri mengatakan, dirinya yang memiliki usaha warung tegal (warteg) terpaksa harus mengurangi kuantitas lauk-pauk yang dijualnya.
Baca Juga: Harga Cabai Terus Meroket, Cabai dengan Kondisi Busuk Jadi Pilihan Pembeli di Bekasi
Cara itu lebih dipilih ketimbang harus menaikkan harga jual yang menurutnya bisa membuat pelanggan kabur.
“Saya jualnya gak naik cuma kadang dikurangin (porsi). Soalnya kalau kita naikin langsung sepi, kan orang nyari yang murah, enak, banyak. Ya walaupun untung dikit tapi kan gak sepi, tetep pembelinya ada,” tuturnya.
Warga lainnya, Puput (41) juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, pemerintah harus segera mencari solusi untuk menekan lonjakan kenaikan harga bahan pokok.
“Kalau udah kaya gini (harga bahan pokok naik) pemerintah harus turun tangan. kalau harga naik gini kita gimana mau makan bergizi, soalnya kita kan harus irit-irit. Jadi otomatis juga kadang kita pilih menu yang lebih murah kan kalau gini,” ujar Puput.
Puput mengaku, semenjak harga bahan pokok terus melambung utamanya cabai, pengeluaran rumah tangganya menjadi semakin besar.
Baca Juga: Jelang Puasa Ramadhan 2023, Stok Sembako di Bekasi Aman?
“Seminggu uang belanja sayur-sayur gitu aja bisa Rp 300 ribu, ini harga pada naik jadi nambah (pengeluaran), bisa nambah Rp100 ribu,” ucapnya.
“Apalagi di rumah saya suka pedes semua. Kalau beli cabai sekilo cuma buat seminggu lebih, sekarang harga cabai mahal banget,” tandasnya.
Sejak September hingga Oktober, sejumlah komoditi bahan pokok, termasuk cabai mengalami kenaikan harga. Kondisi harga cabai yang terus meroket juga ikut beri andil kondisi inflasi di Kota Bekasi.
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Oktober, Kota Bekasi mengalami inflasi 0,14 persen. Dari data BPS ini, inflasi tertinggi ada di kelompok makanan dan tembakau.
Dari data BPS, komoditas yang memiliki andil tingkat inflasi di kota Bekasi diantaranya, cabai merah dan cabai rawit. Pihak Pemkot Bekasi sendiri di beberapa kali kesempatan menggelar operasi pasar untuk menjangkau daya beli masyarakat.
Beberapa waktu lalu, Mendagri Tito Karnavian sempat mengatakan bahwa pemerintah di daerah harus mewaspadai harga sembako yang bakal naik jelang kampanye Pilpres dan Pileg 2024.
Kata Tito, jelang Pemilu 2024, sembako akan digunakan oleh kontestan, hal ini akan membuat kebutuhan akan naik karena ditarik dengan kondisi demand sangat tinggi.
Cabai Busuk Jadi Pilihan
Harga cabai di Kota Bekasi meroket hingga Rp90 ribu per kilogram. Hal itu membuat sejumlah warga memilih membeli cabai yang hampir busuk karena harganya lebih murah.
Pedagang cabai di Pasar Kranji, Kota Bekasi, Umi Barkah (52) mengatakan, kenaikan harga cabai telah terjadi sekitar 1 bulan. Normalnya harga cabai dibandrol Rp40 ribu per kilogram.
“(Cabai) rawitnya agak tinggi, Rp90 ribu (perkilogram) kalau yang keriting agak turun kemarin Rp85 ribu skrg jadi Rp75 ribu perkilonya, kalau rawit itu naik 10 ribu,” ujar saat ditemui SuaraBekaci.id, Selasa (14/11/2023).
Umi menyebut, beberapa warga akhirnya memburu cabai yang hampir busuk, karena harga cabai segar terlalu mahal.
“Ada yang sudah kayak gitu (hampir busuk) kadang dicari orang. Mereka kayaknya terpaksa juga mau yang murah,“ ucapnya.
Harga cabai hampir busuk itu memang terbilang sangat murah bila dibandingkan cabai segar.
“Murah segitu mah paling 5 ribu (sekantong plastik kecil), enggak pakai takaran, seadanya saja kalau segitu 10 atau 5 ribu,” ujarnya.
Pedagang lainnya, Dedi (36) juga mengatakan hal yang sama. Ia menjual cabai hampir busuk Rp30 ribu per kilogram.
“Ada aja (pemebeli cabai busuk). Dijual selakunya kadang saya jual Rp30 ribu sekilo tapi kaau dia nawar Rp20 ribu saya kasih,” ujarnya.
Kontributor : Mae Harsa
Berita Terkait
-
Sebut Prabowo Pangkas Anggaran IKN Demi Program MBG, Rocky Gerung: Ambisi Jokowi Bangkrutkan Negara
-
DPR Bakal Ungkap Dalang di Balik Pagar Laut: Jangan Bilang Ruang Laut Ini Milik Tuhan
-
Ini Dia Penampakan Pagar Laut di Bekasi yang Menuai Polemik
-
Selidiki Pihak yang Tanggungjawab Atas Pemagaran Laut, DPR: Kita Takut Salah Panggil
-
Pagar Laut di Perairan Pesisir Utara Bekasi Ternyata Proyek Bikinan Pemerintah
Terpopuler
- Jairo Riedewald: Saya Tidak Bisa...
- Gibran Disebut Ikut Selamatkan Warga Los Angeles saat Kebakaran, Netizen: Nyelamatin IPK Aja Nggak Bisa
- Jairo Riedewald: Saya Cuma Kelinci Percobaan
- Thom Haye Bicara Potensi Dilatih Patrick Kluivert: Sulit...
- Patrick Kluivert: Mees Hilgers, Calvin Verdonk, dan Jay Idzes
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi OPPO Reno13 5G vs OPPO Reno12 Pro 5G, Pilih Mana?
-
Harga Emas Antam Stagnan Hari Ini, Masih Rp1.587.000/Gram
-
Justin Kluivert Cetak Hattrick di Liga Inggris: Siap Ikut Bapak ke Indonesia
-
Wajah Eliano Reijnders Hampir Tercoreng di Momen Bersejarah, Sosok Ini Jadi Penyelamat
-
Pemain Keturunan Bisa Kena! 3 Bek Tengah yang Terancam Didepak Kluivert dari Timnas Indonesia
Terkini
-
KKP Segel Pagar Laut Milik PT TRPN di Bekasi, Kuasa Hukum: Bukan Salah Kami!
-
Viral Pagar Laut Misterius di Bekasi, KKP Ambil Langkah Penyegelan
-
Pagar Laut Misterius di Bekasi Ganggu Rezeki Nelayan, Pemprov Jabar Klaim Begini
-
Tuntut Pembunuh Suaminya Dihukum Berat, Istri Sandy Permana: Nyawa Dibayar Nyawa
-
Pelajar SMP di Bekasi Jadi Korban Penipuan Uang Palsu Lewat Facebook, Dapat Upah Rp50 Ribu