
SuaraBekaci.id - Ratusan Tenaga Kerja Kontrak (TKK) menggelar aksi demonstrasi di Kantor Wali Kota Bekasi, Senin (9/10). Aksi itu terkait dengan tuntutan kejelasan nasib para tenaga honorer serta penolakan terhadap sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
Diketahui, masa kerja tenaga honorer Kota Bekasi dikabarkan bakal berakhir pada November 2023 mendatang.
“Kegiatan dari teman TKK ini untuk memperjuangkan nasib dari TKK dimana dengan kebijakan dari Pemkot Bekasi yang ingin melakukan pengajuan dari teman teman TLK melalui LPSE untuk Desember 2023,” kata perwakilan TKK dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Elifer.
Elifer menerangkan,sistem LPSE yang diatur dalam regulais Pekerja Penyedia Jasa Lainnya (PJLP) dikhawatirkan bakal membuat status tenaga honorer yang ada saat ini tidak memiliki keistimewaan.
Baca Juga: Harga Beras Meroket Gegara Musim Kemarau, Apa yang Bisa Dilakukan Pemkot Bekasi?
“Karena dengan adanya PJLP ini temen-temen khawatir dengan masa kerja yang 5-10 tahun akan hilang dengan secara otomatis sehingga jika ada potensi seperti PPPK ataupun CPNS maka mereka nasibnya sama seperti masyarakat umum tidak ada keistimewaan,” jelasnya.
“Karena menurut Kemenpan bahwa itu status teman-teman tenaga honorer untuk diajukan sebagai ASN,” lanjut Eifer.
Di tengah aksi demonstrasi itu, beberapa perwakilan TKK dipanggil untuk audiensi dengan Sekretaris Daerah Kota Bekasi di Pendopo area Kantor Wali Kota Bekasi. Aundiensi berjalan sekitar 2 jam.
Perwakilan TKK yang mengikuti audiensi, Humaidi Hambali menerangkan, dari hasil audiensi itu Pemkot Bekasi disebut tidak akan menonaktifkan tenaga honorer Kota Bekasi yang ada saat ini.
Namun, dia mengungkap masih ada yang janggal dari hasil audiensi itu. Menurutnya, tetap tidak ada jaminan yang jelas untuk nasib TKK Pemkot Bekasi ke depnnya.
“Sekda tadi bilang Pemerintah Kota Bekasi tetap akan menyelamatkan jadi tidak ada isu pemberhentian atau menonaktifkan TKK. Tapi ada satu saja yang janggal pada saat kita butuh jaminan mereka tidak menjamin apa-apa kalau itu semua terjadi,” ujar Humaidi.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Tertipu Janji Gaji Rp15 Juta: Kisah Pemuda Bekasi Jadi Marketing Judi Online di Kamboja
-
Mimpi Jadi Editor, Nyata Jadi Budak Judol: Kisah Pilu Warga Bekasi di Kamboja
-
Polisi Gerebek Rumah Mahasiswa di Bekasi, Temukan Ladang Ganja Mini
-
Curhatan KPK Ngeluh Kesulitan Usut Kasus WC Sultan di Bekasi: Tersangka Meninggal hingga Toilet Raib
-
Jeritan Nelayan Bekasi: Akses Melaut Diblokade Pagar Laut, Pembongkaran saat Itu Hanya Seremonial
Tag
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- Dosen Asal Semarang Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos Sleman, Ini Kata Polisi
- Rekomendasi Mobil Suzuki Bekas Rp100 Jutaan: Ini Pilihan Terbaik dengan Spesifikasi dan Pajak Ringan
- Kapan Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Jakarta 2025? Cek Jadwal dan Syaratnya
- Pemprov Kalbar Luncurkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Ini Syarat dan Ketentuannya
Pilihan
-
Jadi Tersangka Pemalsuan Dokumen, Pengacara Ini Batal Ikut Gugat Ijazah Jokowi
-
Penggugat Ijazah Palsu Jokowi Tunjuk Guru Besar UNS Jadi Mediator
-
Sri Mulyani Bocorkan 5 Kesepakatan RI-AS Untuk Batalkan Tarif Trump
-
Meski Ekonomi Lesu, Sri Mulyani Sebut Masyarakat Tetap Rajin Bayar Pajak
-
Sri Mulyani Sebut Rupiah Tahan Banting
Terkini
-
Jangkau 88% Wilayah Indonesia, 1,2 Juta AgenBRILink Layani Keuangan Hingga ke Pelosok Negeri
-
Terjebak Kobaran Api! Ibu dan Anak di Jatiasih Tewas, Saksi Dengar Suara Ini
-
Dari CS ke Pahlawan UMKM, Kisah Inspiratif Mantri BRI Berdayakan Pengrajin Gerabah di Lombok
-
BRI Berdayakan 14,4 Juta Pengusaha Wanita, Bukti Komitmen Hadirkan Kesetaraan Gender
-
Masih Misteri! Bau di Bekasi Bukan Berasal dari Kebocoran Gas