Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Minggu, 13 Agustus 2023 | 20:18 WIB
Breaking News! Gowes Sepeda dari Malang Tuntut Keadilan Tragedi Kanjuruhan, Miftahuddin Tiba di Bekasi (Suara.com/Mae Harsa)

SuaraBekaci.id - Miftahuddin, pria berusia 52 tahun asal Malang, Jawa Timur rela gowes sepeda dari Malang ke Jakarta demi menuntut keadilan dari tragedi Kanjuruhan.

Saat ini Minggu (13/8), pria berusia 52 tahun itu telah sampai di Kota Bekasi dan beristirahat sejenak di Stadion Patriot Candrabhaga. Kedatangannya di sambut hangat oleh sejumlah aliansi suporter sepak bola.

Miftahuddin berangkat dari Malang hingga sampai ke kota Bekasi menggunakan sebuah sepeda yang dimodifikasi.

Pada bagian belakang terdapat sebuah miniatur keranda yang ditutupi kain hitam dengan sisi kiri bertuliskan ‘justice for Kanjuruhan’, sementara sisi kanannya bertulis ‘football whitout violence’.

Baca Juga: Bocoran Desain Baru Stadion Kanjuruhan, Bakal Ada Museum di Pintu 13

Di body sepeda itu tertancap pula dua bendera Merah Putih dan beberapa tulisan berisikan tuntutan keadilan kepada pemerintahan Indonesia terkait tragedi Kanjuruhan Malang yang menghilangnkan 135 nyawa manusia.

Breaking News! Gowes Sepeda dari Malang Tuntut Keadilan Tragedi Kanjuruhan, Miftahuddin Tiba di Bekasi (Suara.com/Mae Harsa)

Saat ditemui di sela-sela istirahatnya, Midun menceritakan bahwa apa yang dilakukannya murni atas keprihatinan terhadap korban Kanjuruhan. Padahal, secara pribadi ia menyebut tak ada satupun anggota keluarganya yang menjadi korban dalam tragedi tersbut.

“Yang jelas (alasan gowes dari Malang ke Jakarta) itu apakah tragedi Kanjuruhan sudah dibuat kesimpulan hukum tetap? 135 nyawa kesimpulannya seperti itu?,” kata Midun, di Bekasi.

Midun secara khusus memiliki sebuah pesan untuk orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo untuk kembali menyadari, apakah keputusan hukum dari tragedi Kanjuruhan yang ada saat ini sudah cukup pantas untuk 135 korban yang meninggal dalam peristiwa itu.

Menurut Midun, sampai saat ini keseriusan pemerintah dalam menangani kasus tragedi Kanjuruhan belum terlihat. Sementara, isu ksus tersebut kian hari semakin terlupakan.

Baca Juga: Kisah Midun Bersepeda Malang - Jakarta Suarakan Keadilan atas Tragedi Kanjuruhan

“135 nyawa itu ada yang anak kecil, ada yang usia produktif. Sementara, belum serius penanganannya. Saya lihat memang sudah mulai melupakan kejadian itu, saya ingin mengingatkan kembali bahwa ini gak pantas kalau kesimpulan hukumnya belum (serius),” ujarnya.

Terhitung saat tiba di Bekasi, Midun telah menghabiskan waktu di jalan selama sebelas hari. Ia mengaku saat ini kondisinya sehat meski sesekali meras pegal-pegal setelah menggowes sepedanya.

Kontributor: Mae Harsa

Load More