Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Selasa, 21 Februari 2023 | 16:11 WIB
Tan Malaka (dilingkari) bersama klub sepakbola di Belanda (Twitter/@MataNajwa)

"Tan bermain sepak bola tanpa jaket tebal dan tanpa alas kaki alias nyeker. Hasilnya sama sekali tak pernah mengecewakan, Tan menjelma sebagai penyerang yang handal dan tendangan-tendangan kerasnya kerap berujung gol."

Salah satu sejarawan, Bonnie Triyana yang sempat ditanya penulis soal ini tak menampik jika Tan Malaka memang memiliki kedekatan dengan sepak bola. Namun ia tidak bisa memastikan kebenaran yang menyebut Tan bermain sepak bola di Belanda bersama Vlugheid.

"Tan Malaka itu cuma gabung ke klub sekolahan aja. Cuma hobby. Gak pernah main profesional," kata Bonnie kepada penulis beberapa waktu lalu.

Salah satu artikel berjudul 'Cita-cita Revolusi dari Tanah Haarlem' di Majalah Tempo edisi 2008, disebutkan Tan aktif bermain sepak bola dan main biola bersama orkes sekolah.

Baca Juga: Tiba di Ranah Minang, Anies Baswedan Sapa Warga Dan Sebut Tan Malaka

Terkadang dia memamerkan tari-tarian Minangkabau kepada teman-temannya. Untuk urusan sepak bola, ia dikenal memiliki tendangan yang kencang.

Tan Malaka juga acapkali menggunakan analogi sepak bola untuk menjelaskan permasalahan sosial yang ia angkat. Di salah satu bukunya berjudul 'Madilog' Tan menjadikan klub sepak bola sebagai analogi.

"Apabila kita menonton satu pertandingan sepak bola maka lebih dahulu sekali kita pisahkan si pemain, mana yang masuk klub ini, mana pula yang masuk kumpulan ini. Kalau tidak, bingunglah kita. Kia tidak bisa tahun siapa yang kalah, siapa yang menang. Mana yang baik permainannya, mana yang tidak," tulis Tan Malaka di bab Filsafat buku tersebut.

Tidak itu saja, Arif Zulkifli dalam buku berjudul 'Tan Malaka: Bapak Republik yang Dilupakan' menyebut bahwa saat tinggal di Bayah, Banten dan menggunakan nama samaran Ilyas Hussein, Tan Malaka sempat jadi penggagas dibangunnya lapangan sepakbola di Bayah.

Lewat sepak bola, Tan Malaka mengumpulkan banyak pemuda untuk menyampaikan pesan politik untuk memerdekakan bangsa ini.

Baca Juga: Mengenang 73 Tahun Wafatnya Tan Malaka, Bapak Republik yang Terlupakan

"Tak jarang pula, ia turun langsung ke lapangan dan bermain sebagai pemain sayap maupun hanya sekadar menjadi wasit di kejuaraan Rangkasbitung." tulis Arif.

Load More