Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 04 Agustus 2022 | 11:28 WIB
Foto udara pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Tunnel 2 di Desa Bunder, Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (27/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Hal ini yang membuat 1.800 industri berada di Karawang atau mencerminkan 60 persen industri di Jawa menjadikannya sebagai pusat industri di Indonesia. Bahkan menjadi tulang punggung produk domestik regional bruto di Indonesia.

Kalau mayoritas industri di kawasan lain masih berbasis barang pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi maka di Karawang ini mayoritas merupakan industri yang mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi. Ini tentunya menjadi kekuatan di kawasan tersebut.


Positif

Pengamat Properti dari Colliers Indonesia, Ferry Salanto meyakini bahwa prospek properti di Karawang sangat positif dan berlangsung secara jangka panjang.

Apalagi investasi yang ada di Karawang merupakan industri teknologi tinggi seperti otomotif, elektronik dan sebagainya. Ini akan meningkatkan profil pasar serta keberlanjutan (sustainabilitas) industri di Karawang karena banyak yang berkaitan dengan teknologi masa depan.

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Barat, Joko Suranto mengatakan, kawasan industri memang harus disertai kawasan hunian. Hal ini sejalan dengan cita-cita Karawang untuk menjadi kota industri.

Kenapa kawasan industri harus disertai kawasan hunian? Karena untuk mengurangi trafik (kemacetan), menciptakan kenyamanan kerja dan menciptakan efisiensi sehingga menciptakan efek berlipat yang lebih luas dan positif.

Joko sudah memetakan kebutuhan hunian di Karawang, yakni 60 persen bagi pekerja, 30 persen penyelia hingga supervisor dan sisanya level pimpinan.

Dengan demikian untuk tinggal di Karawang memang bisa menjadi pertimbangan bagi mereka yang sedang memburu rumah terutama bagi para pekerja di kawasan itu. [Antara]

Baca Juga: Irjen Ferdy Sambo Minta Maaf ke Polri dan Ucapkan Belasungkawa Atas Tewasnya Brigadir J

Load More