
SuaraBekaci.id - Mantan Pangkostrad, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Djadja Suparman terjerat kasus korupsi. Pada 26 September 2013 Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya, menjatuhkan vonis 4 tahun penjara dan denda Rp 30 juta atas kasus korupsi senilai Rp 17,6 miliar kepada Djadja.
Kasus ini terjadi saat ia masih menjabat sebagai Pangdam Brawijaya. Ia juga harus menyerahkan uang pengganti sebesar Rp 13,3 miliar, jika tidak mampu mengembalikannya, harus menggantinya dengan hukuman tambahan selama 6 bulan.
Kasus ini sendiri bermula pada 1998 saat ia menerima kompensasi dana sebesar Rp 17,6 miliar dari PT Citra Marga Nusaphala Persada (CNMP) atas tukar guling lahan seluas 8,8 hektar di Dukuh Menanggal, Surabaya milik Kodam V/Brawijaya.
Dari uang sebesar Rp 17,6 miliar itu, Rp 4,2 miliar digunakan untuk keperluan Kodam dan sisanya yakni Rp 13,3 miliar tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Baca Juga: Massa Aksi Demo di Bappenas, Minta Jokowi Reshuffle Menterinya
Terkait kasusnya tersebut, Djadja Suparman sempat mengirim surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa 5 Juli 2022.
Di dalam surat itu, Djadja Suparman mengeluhkan proses hukum yang sedang dihadapinya dalam kasus ruislag lahan Kodam V/Brawijaya seluas 8,82 hektar di Kecamatan Waru Surabaya kepada PT CMNP Tbk.
Surat tersebut juga ditembuskan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Staf Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman.
"Jadi intinya mungkin kenapa saya bikin surat terbuka kenapa? karena ada permasalahan. permasalahan yang sebenarnya mudah dikomunikasikan. tapi karena saluran komunikasinya tersumbat, ya akhirnya komunikasi luar angkasa kan publik," ucapnya seperti dikutip dari Sukabumiupdate--jaringan Suara.com
Diceritakan oleh Djadja, pada 1998 saat ia dipindahkan menjadi panglima Jawa Timur ke Jakarta sebagai Pangdam Jaya, ia mendengar saat itu sudah banyak isu yang menjelekan dirinya.
Baca Juga: Wow! Bahas Calon Presiden 2024, Relawan Jokowi Seluruh Indonesia Bakal Berkumpul di Kota Solo
"Taliban lah, non reformis lah, pengendali apa namanya, kerusuhan di inilah kan gitu ya, Anda bisa baca itu jejak digital enggak bisa hapus, dan saya catat semua detik-detik, menit, hari per harinya oleh saya. kalau nggak salah ada kurang lebih 120 isu-isu yang menjelekkan saya sampai 1998 akhir," tambahnya.
Berita Terkait
-
10 Tahun Diam? Publik Singgung Pengakuan Jokowi soal Kasus Gula dan Minyak
-
Sejarah Times New Roman: Font 'Kuno' yang Bikin Isu Ijazah Jokowi Mencuat Kembali
-
Disindir Zarry Hendrik Soal Dirut PT Produksi Film Negar, Fedi Nuril Balas Santai Tapi Menohok
-
Bela Jokowi yang Dikaitkan Kasus Hasto, PSI: Pola Kelakuan Orang Tidak Siap Kalah
-
Kusnadi Staf Hasto Ajukan Praperadilan di PN Jaksel soal Penyitaan dan Penggeledahan Ponsel serta Buku Catatan
Terpopuler
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- Hotman Paris Skakmat Fidaus Oiwobo, Ketahuan Bohong Soal Keturunan Sultan Bima
- Mees Hilgers Berpotensi Tinggalkan Tim
- Ria Ricis Bantu Pengobatan Keponakan Ratusan Juta, Keberadaan Suami Oki Setiana Dewi Dipertanyakan
- Kunjungi Nunung ke Kost, Momen Raffi Ahmad Transfer Uang Jadi Perbincangan
Pilihan
-
Awal 2025, Wuling Sudah Dikalahkan BYD di Pasar EV Indonesia
-
Enjoy Soal Persaingan Lini Depan, Septian Bagaskara: Pelatih Punya Wewenang
-
Lepas Pelatih Kiper demi Timnas Indonesia, Bos Dewa United FC Ucap Pesan Menyentuh
-
Patrick Kluivert Harus Coret 6 Pemain Jelang Timnas Indonesia Lawan Australia, Siapa Tersingkir?
-
Dulu Calon Bintang Timnas Indonesia, Jagoan Indra Sjafri Malah Ditendang Klub Kasta Terbawah
Terkini
-
BRI Hadirkan Kemudahan Mudik Antarpulau, Pesan Tiket Kapal Secara Online di BRImo
-
UMKM Papua Global Spices Berhasil Eksis di Pasar Internasional
-
BRI Sukses Raih 5 Penghargaan di Retail Banker International Asia Trailblazer Awards
-
Kapan Lagi Buka Bareng BRI Festival 2025 Hadirkan Beragam Kuliner dan Hiburan Menarik
-
Keberhasilan Cokelat Ndalem, Jadi Bukti BRI Sukses Naik Kelaskan UMKM