SuaraBekaci.id - ICT Watch menyebutkan, bahwa penyebaran hoaks baik di media sosial atau secara langsung lebih cepat. Hal tersebut berdasarkan data yang dihimpun ICT Watch belakangan ini.
Permasalahan hoaks ini menjadi salah satu topik pembahasan di acara Talkshow dan Workshop Hybird (Onsite & Online) dengan mengusung tema 'Purwakarta #Makin Cakap Digital', Selasa (24/5/2022).
Sekedar informasi, acara tersebut turut diinisiasi oleh Suara.com, Jabarnews.com, ICTWatch, Portkesmas, Siber Kreasi, Kominfo, dan Makin Cakap Digital.
Pun juga menghadirkan narasumber handal yakni Head Of Social media and Monetization Suara.com, Dimas Sagita, Pimred Jabarnews, Saripudin, Ketua AMSI Jabar, Rina A Wangsadiredja, Pimred Suara.com, Suwarjono dan Direktur Eksekutif ICT Watch, Indriyanto Banyumurti.
Berita bohong atau hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.
Hal ini tidak sama dengan rumor, ilmu semu, atau berita palsu, maupun April Mop. Tujuan dari berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan.
Direktur Eksekutif ICT Watch, Indriyanto Banyumurti mengatakan, berdasarkat hasil riset, penyebaran hoaks ini lebih cepat di dapat oleh masyarakat.
"Bahayanya ini, banyak orang hanya membaca judul berita saja, namun isi berita itu tidak dibaca. Ini salah satu faktor penyebaran hoaks," katanya, dikutip Suarabekaci.id saat live di YouTube.
Menurutnya, penyebaran hoaks di media sosial seperti di TikTok, Instagram dan Facebook serta Twitter sangat cepat diterima masyarakat. "Ini PR kita untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat," imbuhnya.
Sementara itu, Matahari Timur, Selaku Comuniti Manager ICT Watch menambahkan, bahwa penyebaran hoaks lebih cepat 10 kali lipat dari klarifikasi.
Baca Juga: Bukan Didatangi Fans, Penyanyi Ini Malah Disamperi Driver Ojol ke Panggung
"Ketika hoaks diterima oleh kita, pasti banyak yang langsung mengirim kembali. Nah, untuk persoalan soal klarifikasi ini, ketika muncul, tidak ada yang menyebarkan, ini salah satu penyebabnya," katanya.
Kesimpulannya kata Matahari Timur, masyarakat atau pengguna media sosial lebih senang dengan berita heboh atau hoaks, ketimbang soal klarifikasi.
"Penyebaran klarifikasi ini masih minim, jadi sangat wajar jika Hoaks ini penyebarannya sebih cepat di dapat masyarakat," imbuhnya.
Tag
Berita Terkait
-
Bukan Didatangi Fans, Penyanyi Ini Malah Disamperi Driver Ojol ke Panggung
-
Kocak! Akun Anonim Ngaku Tak Tahu Nama Gubernur dan Wagub Kaltim, Warganet Sindir: Jarang Merakyat Sih
-
Apakah BSU BPJS dipotong Admin? Begini Kata Kemenaker
-
7 Potret Joanna Alexandra Momong Anak Pasca Ditinggal Suami, Kasih Sayangnya Bikin Orang Terenyuh
-
Pikiranmu Penat Seperti ingin Meledak? Coba Lakukan 5 Hal Berikut Ini Ya!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Misteri 4 Orang Tewas di Tol Tegal: Polisi Tunggu Hasil Forensik
-
BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun untuk Proyek Flyover Sitinjau Lauik
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan
-
4 Orang Tewas Misterius Dalam Mobil Toyota, Identitas Korban Terungkap!
-
AgenBRILink Tingkatkan Inklusi Keuangan di Wilayah 3T, Contohnya Muhammad Yusuf di Sebatik