Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 09 Februari 2022 | 20:25 WIB
Beredar unggahan video yang menayangkan warga di Desa Wadas, Purworejo yang di kepung ratusan polisi saat sedang bermujahadah di masjid menuai kritikan publik. [Instagram @wadas_melawan]

SuaraBekaci.id - Proses pengukuran tanah di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Selasa (8/2) lalu berlangsung panas.

Kondisi ini terjadi menyusul kedatangan sejumlah ratusan polisi melakukan pengamanan kepada tim petugas proyek.

Tanah di desa Wadas sendiri rencananya akan dijadikan lokasi penambangan batuan andesit material pembangunan proyek Bendungan Bener Purworejo.

Warga Wadas sendiri menolak tanah kelahirannya dijadikan lokasi penambangan. Namun warga Wadas yang berusaha mencegah petugas proyek untuk melakukan pengukuran justru banyak yang diamankan.

Baca Juga: 66 Warga Desa Wadas Dipulangkan Polisi ke Rumah Masing-Masing

Kondisi di Wadas sejak hari kemarin sampai Rabu (9/2) pagi mematik semua pihak untuk menyampaikan kritik tajam.

Salah satu kritik didatangkan oleh Sujiwo Tejo. Di akun Twitter pribadinya, @sudjiwotedjo mengatakan, "Ngukur Tanah Bawa Meteran, Jangan Bawa Polisi," kicau Sujiwo Tejo.

Kicauan Sujiwo Tejo itu sejauh itu sudah disukai 8376 pengguna Twitter dan di-retweet sebanyak 3550 kali.

Tidak hanya berkicau soal itu, sebelumnya Sujiwo Tejo juga bersuara terkait kondisi Wadas. Ia menyentil bahwa kondisi di Wadas kemarin tidak mungkin terjadi, karena ini negara Pancasila.

"Di negara Pancasila mustahil ada peristiwa seperti di WADAS. Berita/video kekerasan itu pasti hoaks. Mohon aparat hukum menyelidiki berita2 fitnah ini," kicau Sujiwo Tejo.

Baca Juga: Wadas Memanas, Dua Komisioner Komnas HAM Turun Tangan, Selidiki Dugaan Pelanggaran HAM

Terbaru, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengklaim gesekan di Desa Wadas, kemarin, justru terjadi antara warga yang pro dan kontra penambangan batu andesit untuk rencana pembangunan Bendungan Bener.

"Pada proses keamanan kemarin memang sempat terjadi gesekan di lapangan, tapi gesekan itu hanya ekses dari kerumunan warga masyarakat sendiri yang terlibat pro kontra atas rencana pembangunan," ujar Mahfud dalam jumpa pers.

Menurut Mahfud, kehadiran aparat keamanan di Desa Wadas, kata Mahfud, hanya untuk melakukan pengamanan terhadap warga yang pro dan kontra.

Situasi di Desa Wadas dalam keadaan tenang dan damai, kata Mahfud, tidak mencekam seperti yang digambarkan oleh media sosial.

Load More