SuaraBekaci.id - COVID-19 yang ditemukan pertama kali di Wuhan China tahun 2019 kembali mewabah di sejumlah negara di Eropa seperti, Jerman, Belanda dan Austria.
Negara-negara di Eropa itu mencatat rekor kasus harian baru, mulai dari belasan hingga puluhan ribu kasus. Di Rusia mencatat kenaikan kasus mencapai 36 ribu per hari.
Padahal, negara-negara maju seperti Eropa merupakan termasuk penduduk dunia yang paling dulu mendapatkan vaksinasi COVID-19 dan merasakan landainya kasus COVID-19 beberapa bulan terakhir.
Bahkan di Inggris kebijakan wajib memakai masker di tempat umum dan menjaga jarak sempat dicabut. Namun kini berbagai negara Eropa kembali mengalami kenaikan kasus yang membuat fasilitas kesehatan mulai kewalahan menangani pasien. Beberapa negara Uni Eropa mencoba kembali memberlakukan pembatasan mobilitas masyarakat.
Sementara, Kasus Covid-19 di Indonesia masih terukur landai. Kurang dari 500 kasus baru per harinya. Hal ini membuat pemerintah melonggarkan kembali berbagai pembatasan yang sebelumnya dilakukan, namun dengan syarat wajib menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Kendati kini sudah banyak orang yang bekerja di kantor, siswa-siswi mulai belajar tatap muka di sekolah, dan pusat perbelanjaan dan pariwisata kembali ramai, protokol kesehatan harus turut mengiringi.
“Karena kita harus belajar dari negara-negara terutama di Eropa, sempat terjadi kasus luar biasa kembali hingga saat ini, karena sempat kendor dan lengah pada protokol kesehatan di sana," kata Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama yang merasakan sendiri tak adanya jaga jarak dalam antrean masuk pesawat, atau formalitas check in PeduliLindungi saat masuk ke pusat perbelanjaan.
Dia mengisahkan bahwa dirinya bersama tiga orang anggota keluarga lainnya berkunjung ke pusat perbelanjaan, namun kewajiban melakukan pemindaian QR Code di aplikasi PeduliLindungi hanya pada satu orang.
Prof Tjandra mengkritisi perilaku protokol kesehatan di masyarakat yang mulai kendor dan pelaksanaan kebijakan yang kini mulai tak dijalankan.
Ia mengingatkan kesembronoan ini bisa saja membawa pada malapetaka seperti yang dilakukan oleh masyarakat Eropa sebelumnya dan kini kasus COVID-19 kembali meledak di sana.
Prof Tjandra yang juga mantan Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan analisanya bagaimana Indonesia bisa memiliki kasus COVID-19 yang landau seperti sekarang ini.
Dia memaparkan bahwa kemiripan pola transmisi COVID-19 yang terjadi di India dan Indonesia yang menyebabkan kasus melandai dikarenakan hampir seluruh warganya sudah terinfeksi oleh virus corona.
Tjandra yang pernah tinggal di India selama menjadi Direktur WHO mengungkapkan bahwa India melakukan penelitian tes antibodi COVID-19 bagi warganya di dua kota besar, yakni New Delhi sebagai Ibu Kota Negara dan Mumbai sebagai pusat industri.
Hasilnya, hasil penelitian tes antibodi dari masyarakat 90 persen positif di New Delhi, dan 86 persen masyarakat di Mumbai 86 persen positif.
Tjandra menganalisa bahwa terinfeksinya hampir seluruh masyarakat di dua kota besar tersebut sebagai salah satu faktor bagaimana India berhasil menekan laju infeksi COVID-19 dengan sangat signifikan dan cepat, serta kasus yang terus melandai hingga saat ini.
Dia mengemukakan bahwa pola lonjakan kasus COVID-19 dan menurunnya kasus setelahnya diikuti dengan melandainya kasus COVID-19 di India memiliki pola yang sama dengan yang terjadi di Indonesia.
Berita Terkait
-
Jerman Terpilih sebagai Tuan Rumah Piala Eropa Wanita 2029
-
Butuh Ketenangan, Jennifer Coppen Pertimbangkan Tinggal Sementara di Eropa
-
Sebut Nama Justin Hubner, Jennifer Coppen Isyaratkan Pindah ke Eropa
-
5 Mobil Eropa Bekas Paling Untung Dibeli Budget Terbatas
-
Jennifer Coppen Isyaratkan Pindah ke Eropa demi Jaga Kesehatan Mentalnya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Bekasi Gelar Pesona Nusantara dan Galang Dana untuk Korban Bencana Sumatera
-
Transformasi BRI: 130 Tahun Berjalan, Terus Membangun Inklusi Keuangan Berkelanjutan
-
Angkutan Motor Gratis Jelang Nataru KAI, Cek Rute dan Syaratnya di Sini!
-
BRI Perkuat Tanggap Bencana Banjir Sumatra Lewat BRI Peduli
-
Terbongkar! Ini Alasan Parkir di Polda Metro Jaya Wajib Bayar