SuaraBekaci.id - Kampanye penghormatan terhadap kaum perempuan muslim berjilbab di Eropa disoal. Kampanye hasil dua lokakarya online yang bekerjasama dengan Femsyo, sebuah organisasi pemuda Muslim di seluruh Eropa ini akhirnya dihentikan.
Organisasi Hak Asasi Manusia terkemuka Eropa mencabut peredaran poster kampanye yang mempromosikan penghormatan kaum perempuan muslim berjilab setelah dikritik kelompok oposisi di Prancis.
Salah-satu slogan di salah satu kampanye iklan tertulis: "Kecantikan ada dalam keberagaman sebagaimana kebebasan ada dalam hijab".
Susunan kata dalam kampanye menurut Juru Bicara Dewan Eropa "mencerminkan pernyataan individu dari orang-orang yang mengambil bagian dalam salah satu lokakarya proyek".
Sementara Presiden Femyso, Hande Taner, dalam sebuah wawancara dengan BBC mengatakan, "kampanye itu sendiri masih berlangsung" tetapi menambahkan: "Mengenai mengapa tweet itu dihapus, saya tidak dapat berbicara atas nama Dewan Eropa".
Taner mengatakan "sangat menyedihkan bahwa upaya anak-anak muda minoritas diserang dan dirusak" oleh para politisi.
Reaksinya adalah "Contoh lain tentang bagaimana hak-hak perempuan Muslim tidak ada bagi mereka yang mengklaim mewakili atau melindungi gagasan seperti kebebasan, kesetaraan dan kebebasan", katanya.
Integrasi semua kelompok Muslim ke dalam masyarakat Prancis telah menjadi isu politik yang semakin menonjol dalam beberapa tahun terakhir.
Prancis menampung minoritas Muslim terbesar di Eropa, dan diperkirakan jumlahnya lima juta orang.
Pada 2011, Prancis menjadi negara Eropa pertama yang melarang penggunaan penutup wajah - yang hanya menyisakan mata - di tempat umum.
Belakangan, keberadaan poster Dewan Eropa ini mulai menarik perhatian para politikus Prancis dari partai kiri, kanan dan tengah pada Senin.
Di antaranya adalah para kandidat utama dalam pemilihan presiden tahun depan.
Dalam salah satu cuitannya, komentator sayap kanan Eric Zemmour, yang namanya terus menanjak dalam jajak pendapat, meskipun belum menyatakan pencalonannya, menuduh kampanye itu mempromosikan "penggunaan cadar bagi warga Eropa".
Kandidat lainnya Marine Le Pen mencuit: "Saat perempuan melepas cadarnya, mereka menjadi bebas, bukan sebaliknya."
Taner merespons: "Jika ada klaim kebebasan, kebebasan ini harus universal.
Berita Terkait
-
Dana Kampanye Jadi Celah Korupsi, Pakar Sebut Pilkada Tak Langsung Tak Efektif
-
Kecemasan Kolektif Perempuan dan Beban Keamanan yang Tak Diakui
-
8 Seniman Film Terima Gelar dari Kemenbud Prancis, Termasuk Joko Anwar
-
Peer Preasure dan Norma Feminitas: Ketika Bullying Halus Menyasar Perempuan
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
BRI 130 Tahun: Jejak Raden Bei Aria Wirjaatmadja, Perintis Keuangan Rakyat Indonesia
-
BRI Berdayakan Ibu Rumah Tangga di Surakarta Jadi Pengusaha Fashion Premium
-
Misteri 4 Orang Tewas di Tol Tegal: Polisi Tunggu Hasil Forensik
-
BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun untuk Proyek Flyover Sitinjau Lauik
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan