SuaraBekaci.id - Pernah jadi orang terkaya se-Asia, pendiri perusahaan China Evergrande Group, Hui Ka Yan kini harus menghadapi hutang yang tidak sedikit.
Melansir dari Wartaekonomi.Co.id Rabu (29/09/2021), Hui Ka Yan pernah memiliki kekayaan hingga Rp 607 triliun atau sebesar USD42,5. Hartanya itu membuatnya didapuk sebagai orang terkaya di China bahkan di Asia.
Tetapi kini 73% dari kekayaan besar itu telah menguap, dan taipan itu hampir pasti akan kehilangan lebih banyak lagi karena para kreditur, pemasok, dan pembeli rumah yang cemas mengepung kantor Evergrande.
Pengembang real estat ini secara mengejutkan telah berutang lebih dari USD305 miliar atau Rp4.362 triliun, padahal kas dan setara kas mereka hanya USD13,4 miliar atau Rp191 triliun, sehingga membuat banyak orang bertanya-tanya bagaimana bisa perusahaan berhutang dalam jumlah besar itu.
Dan ternyata, Evergrande tidak hanya meminjam dari bank, atau perusahaan perwalian dan pemegang obligasi, mereka juga meminjam dari karyawan dan masyarakat luas.
Perusahaan ini memiliki utang off-balance sheet sebanyak USD6,2 miliar (Rp88 triliun), menurut perkiraan dari jurnal keuangan lokal Caixin, yang mencakup produk manajemen kekayaan yang dijual kepada investor ritel.
Salah satunya adalah Liz, seorang karyawan berusia 35 tahun dari cabang pemerintah daerah di provinsi Jiangsu timur. Uangnya diminta oleh perusahaan.
“Evergrande adalah perusahaan Fortune Global 500, kan?” katanya, mengacu pada publikasi peringkat perusahaan terbesar dunia. “Dan saya punya teman yang bekerja di Evergrande dan menginvestasikan 500.000 yuan (Rp1,1 miliar) dari uangnya sendiri. Dia mengatakan kepada saya bahwa ini tidak akan menimbulkan masalah.”
Liz mengatakan bahwa dia telah membeli produk manajemen kekayaan Evergrande senilai 350.000 yuan (Rp774 juta) selama setahun terakhir lantaran menjanjikan pengembalian tahunan sebesar 7,5%, menurut screenshot yang dia berikan.
Potensi keruntuhan Evergrande pun bergema di seluruh pasar keuangan global. Investor tidak hanya keluar dari Evergrande tetapi juga membuang saham terkait properti di Hong Kong karena mereka khawatir tentang penularan, terutama untuk ekonomi yang bergantung pada real estat setidaknya seperempat dari PDB.
Profesor keuangan di Chinese University of Hong Kong, Joseph Fan pun mempertanyakan.
"Apakah Hui, yang kekayaannya saat ini sebesar USD11,5 miliar sebagian besar didapat pada dividen USD8 miliar yang ia terima dari Evergrande sejak IPO pada tahun 2009, akan dianggap bersalah secara pribadi atas kerugian besar yang terjadi kemungkinan akan bergantung pada kinerjanya dalam membersihkan kekacauan?"
Hingga kini, masih belum dapat diketahui. Bahkan, Evergrande belum membuat pengumuman publik apakah akan membayar bunga obligasi USD83,5 juta dolar yang jatuh tempo minggu lalu, sehingga mengirim lebih banyak kegelisahan di pasar.
Kreditur asing bersiap untuk pemotongan, yang diperkirakan analis Nomura Iris Chen akan sebanyak 75%.
Evergrande memiliki masa tenggang 30 hari sebelum secara resmi default pada obligasi dolar.
Namun sebelum itu, Hui harus menjawa 1,5 juta pembeli rumahnya terlebih dahulu.
Orang-orang itu telah menyerahkan deposito atau pembayaran penuh untuk rumah yang masih dalam pembangunan di seluruh China.
Pembeli yang tidak puas di Guangzhou telah mengorganisir protes untuk menuntut Evergrande memulai kembali pembangunan proyek di sana yang dihentikan pada Mei.
Pejabat China seharusnya melindungi kepentingan warga biasa. Pasalnya, mereka telah bersumpah untuk mengurangi ketidaksetaraan pendapatan masyarakat dan mencapai kemakmuran bersama.
Sebuah bailout langsung dari Evergrande akan bertentangan dengan tujuan Presiden Xi Jinping untuk memperketat pendanaan dan mendisiplinkan sektor real estat.
Berita Terkait
-
Bintangi Film Hutang Nyawa, Rachel Vennya Sampai Stres hingga Nangis Bareng Tasyka Namya
-
Bantah Tudingan Suap Wasit, Netizen Indonesia: Hutang Kita Aja Banyak Kocak!
-
Bayar Utang Puasa Sebelum Ramadhan 2025 Datang, Jangan Lalai!
-
Jadi Korban Suami Cut Intan Nabila, Alvin Faiz Tagih Hutang Rp1 Miliar di Tengah Kasus KDRT Armor Toreador
-
Waktu yang Tepat untuk Melakukan Konsolidasi Utang
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
Sambut Presiden dengan Kemewahan, Mercedes-Maybach S650 Pullman Jadi Tunggangan Prabowo di Abu Dhabi
-
Tangan Kanan Bongkar Shin Tae-yong Punya Kendala di Timnas Indonesia: Ada yang Ngomong...
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
Terkini
-
Apakah Infinix Smart 8 Cocok untuk Game? Temukan Jawabannya di Sini!
-
Calon Wakil Wali Kota Bekasi Nurul Sumarheni Janjikan Angkat Kualitas Hidup Perempuan
-
Debat Pilkada Kota Bekasi: Tri Adhianto Kirim Ucapan Spesial untuk Sosok Ini
-
Debat Pilkada Kota Bekasi: Heri-Sholihin Tutup Paparan Visi Misi dengan Cara Tak Biasa
-
Heri-Sholihin Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi Bisa Tembus 8 Persen, Begini Caranya