SuaraBekaci.id - Asal usul Tari Piring dan sejarah Tari Piring. Tari Piring berasal dari Provinsi Sumatera Barat tepatnya dari Kota Solok.
Tari Piring ini termasuk warisan budaya khas masyarakat Minangkabau.
Dalam bahasa Minangkabau, tarian tersebut disebut juga dengan Tari Piriang. Berikut sekilas tentang Tari Piring salah satu kekayaan budaya Indonesia.
1. Asal Mula Sejarah Tari Piring
Baca Juga: Sekilas Tentang Tari Piring Berasal dari Sumatera Barat
Dilansir dari warisanbudaya.kemendikbud.go.id, Tari Piring sudah berumur ratusan tahun.
Tari tersebut mulanya dilakukan sebagai ritual dalam mengucap syukur masyarakat kepada pada dewa atas hasil panen yang melimpah.
Ritual mengucap syukur dilakukan oleh sejumlah gadis cantik yang membawa sesaji dalam bentuk makanan di dalam piring. Para gadis didandani dengan pakaian yang indah.
Mereka melangkah dengan gerakan yang dinamis dan indah sembari membawa piring.
Kemudian saat Islam masuk ke Minangkabau, tradisi Tari Piring masih tetap dilaksanakan.
Baca Juga: 7 Momen Ngunduh Mantu Lesti Kejora dan Rizky Billar, Menari Piring Sekeluarga!
Namun, tarian tersebut ditampilkan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat dalam berbagai acara besar, seperti: pesta adat, pesta pernikahan, dan lain-lain.
Tari Piring bisa dimainkan oleh penari wanita maupun laki-laki bdengan menggunakan piring sebagai media utama. Jumlah penarinya selalu ganjil seperti 3 atau 7.
Piring dipegang oleh para penari kemudian dimainkan dengan lihai tanpa terlepas dari genggaman. Penari bergoyang dengan gemulai dan teratur.
Tidak hanya menampilkan gerakan lembut, para penari juga melakukan atraksi dengan menari di atas pecahan kaca. Gerakan mereka semakin lincah dengan melompat-lompat bahkan berguling-guling sembari membawa piring di atas pecahan kaca. Hebatnya, mereka menari tanpa terluka dan piring yang dibawa pun tidak terjatuh.
Mengutip laman Kemdikbud, Tari Piring menggambarkan rasa kegembiraan dan rasa syukur masyarakat Minangkabau ketika musim panen telah tiba.
Oleh sebab itu, gerakannya pun meniru kegiatan masyarakat saat bertani, seperti mencangkul, menyiang, membuang sampah, menyemai, memagar, dan mencabut benih.
Ada juga gerak bertanam, melepas lelah,menyabit padi, manggampo padi, menganginkan padi, mengirik padi, menumbuk padi, menampih padi, gotong royong, hingga gerak menginjak pecahan kaca.
4. Musik pengiring Tari Piring
Irama yang mengiringi tari piring mulanya berasal dari gemerincing perhiasan penari dan sejumlah alat musik tradisional, seperti Talempong dan gong.
Namun saat ini sejumlah alat musik modern juga ikut dilibatkan, misalnya keyboard.
(Lolita Valda Claudia)
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Lex Wu Tanggapi Pembelaan Deddy Corbuzier Soal MBG: Dulu Loe Bukan...
- Ditegur Warga LA Tak Punya Empati Ngonten di Lokasi Kebakaran, Uya Kuya: Kami Diizinkan FBI
- Pemain Keturunan Pamit dari Timnas Indonesia U-20: Karena Konflik Kepentingan, Saya Tidak Melanjutkan
- Coach Justin Nasihati Nova Arianto seusai Timnya Dibantai 0-13 oleh Timnas Indonesia U-17
- Thom Haye Bakal Dilatih Patrick Kluivert: Sangat Gila Saya Mikir...
Pilihan
-
Belly Djaliel, Bos Intan Agung Makmur Perusahaan Milik Aguan yang Kuasai 234 HGB Pagar Laut Tangerang
-
Persija Cetak Rekor di BRI Liga 1, Carlos Pena: Jakmania Luar Biasa!
-
Bocoran Jersey Anyar Timnas Indonesia: Ada Motif Batik, Kapan Rilisnya?
-
"Ayamnya Enak, Sayurnya Tidak": Kritik Jujur Siswa SD Samarinda soal Program MBG
-
Pendidikan di Kaltim Menyongsong IKN, Pengamat: Infrastruktur Saja Tak Cukup
Terkini
-
KKP Segel Pagar Laut Milik PT TRPN di Bekasi, Kuasa Hukum: Bukan Salah Kami!
-
Viral Pagar Laut Misterius di Bekasi, KKP Ambil Langkah Penyegelan
-
Pagar Laut Misterius di Bekasi Ganggu Rezeki Nelayan, Pemprov Jabar Klaim Begini
-
Tuntut Pembunuh Suaminya Dihukum Berat, Istri Sandy Permana: Nyawa Dibayar Nyawa
-
Pelajar SMP di Bekasi Jadi Korban Penipuan Uang Palsu Lewat Facebook, Dapat Upah Rp50 Ribu