SuaraBekaci.id - Video mengerikan memperlihatkan virus COVID-19 makan sel otak kelelawar. Fenomena mengerikan berhasil diabadikan lewat video mikroskopis.
Video mikroskopis ini diabadikan oleh Sophie-Marie Aicher dan Delphine Planas, Ahli Virologi Institut Pasteur di Paris, yang membuat keduanya mendapatkan penghargaan dalam kompetisi video yang disponsori perusahaan fotografi, Nikon.
Dikutip dari Suara.com, dalam video tersebut memperlihatkan bagaimana virus membuat sel menjadi sarang virus, sebelum akhirnya menyebabkan sel otak yang terinfeksi itu mati.
LINK VIDEO VIRUS COVID-19 MAKAN SEL OTAK KELELAWAR
Bahkan, bukannya berhenti, virus terus menyebar luas menginfeksi sel sehat.
Mengutip New York Times, Selasa (24/8/2021), video ini diabadikan selama lebih dari 48 jam, di mana gambar diambil setiap 10 menit sekali.
Dalam video ditunjukkan sel otak kelelawar berwarna abu-abu, dan tersisip titik merah, yang menandai sel mati yang telah terinfeksi virus.
LINK VIDEO VIRUS COVID-19 MAKAN SEL OTAK KELELAWAR
Sel yang terinfeksi ini akhirnya bergabung dengan sel yang terinfeksi lainnya untuk membentuk jumlah yang lebih besar, sampai akhirnya sel-sel ini meledak dan menandai kematian sel yang sudah terinfeksi tersebut.
Baca Juga: Varian Covid 22 Disebut Berbahaya Dari Varian Delta, Kok Bisa?
Aicher adalah peneliti yang mengkhususkan diri pada penyakit zoonosis, penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Kondisi ini, menurut Aicher, serupa dengan apa yang terjadi pada manusia, tapi perbedaannya, kelelawar tidak sakit, dibandingkan manusia.
LINK VIDEO VIRUS COVID-19 MAKAN SEL OTAK KELELAWAR
Pada manusia, virus corona yang tidak terdeteksi sistem imun bisa menginfeksi sel hingga menyebabkan kerusakan.
Tapi sebagian sel yang terinfeksi akhirnya mampu memperingatkan sistem imun tubuh tentang keberadaan virus.
"Setiap kali virus keluar dari sel, mereka berisiko terdeteksi sistem kekebalan tubuh, sehingga ia akan berpindah dari satu sel ke sel lain, sehingga menular lebih cepat," terang Aicher.
Lewat video ini, Aicher berharap bisa bisa membantu mengungkap karakteristik virus, sekaligus juga membuat orang lebih paham cara virus mengancam miliaran nyawa manusia di bumi.
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
Terkini
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan
-
4 Orang Tewas Misterius Dalam Mobil Toyota, Identitas Korban Terungkap!
-
AgenBRILink Tingkatkan Inklusi Keuangan di Wilayah 3T, Contohnya Muhammad Yusuf di Sebatik
-
BRI Perluas Jangkauan Perbankan dengan Konektivitas Satelit
-
BRI Berkiprah 130 Tahun, Hadirkan 7.405 Kantor dan AgenBRILink Perkuat Akses Keuangan Nasional