Scroll untuk membaca artikel
Antonio Juao Silvester Bano
Jum'at, 29 Januari 2021 | 07:30 WIB
ILUSTRASI Pasutri bunuh 2 orang putrinya. [Suara.com]

SuaraBekaci.id - Pasangan suami istri atau pasutri mengaku bisa bangkitkan orang mati atau jasad. Pasutri mengaku bisa bangkitkan orang mati ini menghabisi dua orang putrinya sebagai Alekhya (27) dan Sai Divya (22).

Pasutri mengaku bisa bangkitkan orang mati ini bernama V Padmaja dan V Purushotam Naidu. Mereka membunuh putrinya menggunakan trisula dan dipukuli dengan dumbel. 

Pasutri yang mengaku mendapatkan waktu untuk mengorbankan putirnya ini melakukan aksinya di Shiva Nagar, pinggiran Madanapalle, Andra Pradesh, India pada Minggu (24/1/2021). Mereka percaya dapat membangkitkan kembali kedua putrinya yang telah tewas.

Dilansir dari Solopos.com  -- Jaringan Suara.com, pihak kepolisian setempat menyebut bahwa pasagan ini mengaku memiiki kemampuan membangkitkan putrinya yang telah meninggal dunia.

Baca Juga: Bikin Terenyuh, Momen Suami Bertemu dengan Istrinya yang Sudah Meninggal

Madanapalle DSP Ravi Manohara Chari mengatakan, pasturi itu telah bersikap tak wajar sejak pagebluk Covid-19 berlangsung. Mereka megurung diri dan tak mengizinkan pembantu masuk ke dalam rumah.

Pada hari kejadian, warga sekitar mendengar suara aneh dan keras yang berasal dari rumah mereka. Selanjutnya, warga memanggil polisi.

Polisi datang, masuk ke dalam rumah dan menemukan dua putri pasutri itu tewas di dya tempat berbeda. Satu orang di ruang puja dan satu lagi di ruangan lain tertutup sari.

Polisi yang berada di tempat tersebut juga menemukan beberapa barang yang diduga sebagai persembahan.

“Beri kami waktu sampai larut malam, kami akan membawa mereka kembali,” tutur pasangan itu ke polisi.

Baca Juga: Komnas Perempuan Bela Istri yang Bantu Suami Memperkosa di Bukittinggi

Polisi masih mendalami kronologis peristiwa tersebut. Untuk saat ini, pihak kepolisian telah menahan pasutri tersebut.

“Setelah berinteraksi dengan mereka, kami mendapat kesan bahwa mereka tampaknya dalam keadaan delusi, jadi perlu waktu untuk menyelidikinya,” katanya.

Load More