Pebriansyah Ariefana
Kamis, 24 Desember 2020 | 14:39 WIB
Foto almarhum Riyanto dan baju seragam Banser NU miliknya yang koyak karena bom. [Net]

SuaraBekaci.id - Anggota Banser NU Riyanto adalah pahlawan untuk Gereja Jemaat Pantekosta Indonesia atau GSJPDI Eben Haezer. Riyanto rela mati untuk menyelamatkan umat Nasrani yang tengah doa Natal. 

Anggota Banser NU Riyanto hidup dalam keabadian setiap perayaan Natal. Suara.com pernah memberitakan kenangan aksi heroik Riyanto dari Rudi Sanusi Wijaya, pendeta Gereja Eben Haezer. Dia mengenang peristiwa itu pada 26 Desember 2016.

Malam itu, Riyanto sudah bersiap meninggalkan rumah untuk menjalankan tugas dari sang komandan.

Ia lantas pamit kepada sang ayah, Sukarmin, Namun, siapa sangka, ia yang berpamit tak lagi pernah bisa pulang.

Senin tanggal 24 Desember pada 17 tahun silam itu masih sore. Namun, Riyanto yang kala itu masih berusia 25 tahun sudah berpamitan kepada ayahnya untuk pergi bertugas.

Oleh Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU), Riyanto diperintahkan menjaga Gereja Jemaat Pantekosta Indonesia (GSJPDI) Eben Haezer, Jalan Kartini Nomor 4, Kota Mojokerto, Jawa Timur.

Riyanto menjaga umat Kristen yang mengadakan misa malam Natal 2000 di gereja tersebut, bersama dengan tiga rekannya.

Awalnya, Riyanto dkk bertugas seperti biasa. Berpatroli keliling gereja.

Namun, situasi berubah pada pukul 20.30 WIB. Persisnya ketika seorang jemaat menemukan dua barang mencurigakan di dua lokasi berbeda dalam lingkungan gereja.

Baca Juga: Mengenang Riyanto, Penggawa Banser NU Penyelamat Umat Gereja Eben Haezer

"Ada bungkusan tas plastik di bawah telepon umum depan gereja. Satu barang lainnya adalah tas berisi kado. Kami temukan di bawah bangku gereja," tutur Rudi.

Pengurus gereja khawatir sekaligus panik. Mereka mengkhawatirkan dua benda mencurigakan itu berisi bom.

"Karena bungkusan plastik di bawah telepon umum itu berisi rangkaian kabel," kata Rudi.

Pengurus gereja lantas memberitahukan temuan itu kepada anggota Banser NU yang melakukan penjagaan. Setelahnya, Riyanto berinisiatif membuka bungkusan dalam tas hitam yang tampak terdapat kabel menjulur.

Riyanto panik ketika membuka tas itu, karena terdapat percikan api.

"Tiaraappp!" teriak Riyanto memperingatkan khalayak untuk berlindung.

Load More