Ia lantas membuang jauh-jauh tas tersebut agar tidak meledak dalam gereja. Ia lemparkan bom tersebut ke tempat sampah di luar gereja. Sayang, lemparannya tak tepat. Tas itu justru terpental.
Riyanto tak putus asa. Ia lantas kembali mengambil tas berisi bom tersebut. Riyanto memutuskan untuk lari sekencang-kencangnya sembari membawa bom itu. Tujuannya hanya satu, membawa bom itu keluar dari lingkungan gereja.
Namun, bom dalam pegangannya itu keburu meledak. Riyanto tewas. Jemaat berteriak histeris. Pagar gereja roboh berantakan. Kaca almari dan etalase Studio Kartini yang persis di seberang depan gereja hancur.
Tiga jam kemudian, sisa potongan tubuh Riyanto ditemukan di sebelah utara kompleks gereja. Persisnya 100 meter dari pusat ledakan.
"Jemaat gereja kami, dan juga umat Kristen di Mojokerto selalu mendoakan Riyanto dalam setiap perayaan Natal. Kami juga selalui memperingati haulnya," tutur Pendeta Rudi.
Tak hanya itu, pihak gereja juga membiayai sekolah salah satu adik Riyanto, yakni Supartini. Sang adik diberikan beasiswa sejak SMA hingga menyelesaikan kuliahnya di Universitas Islam Majapahit (UIM) Mojokerto, tahun 2011. Kekinian, Supartini sudah bekerja.
Selain dari pihak gereja, Pemkot Mojokerto juga menghargai kepahlawanan Riyanto. Oleh pemkot, nama Riyanto kekinian dijadikan nama jalan di wilayah Kelurahan/Kecamatan Prajuritkulon.
Baca Juga: Mengenang Riyanto, Penggawa Banser NU Penyelamat Umat Gereja Eben Haezer
Terlepas dari semua penghargaan itu, Romo Alexus, pastor Katolik di Mojokerto, menilai pengorbanan Riyanto tak bisa dinilai dengan apa pun.
"Riyanto adalah contoh nyata kepedulian menjaga keamanan dalam kebinekaan," tutur Romo Alexus saat memimpin doa dalam acara penganugerahan gelar "Pejuang Kemanusiaan" bagi Riyanto dari Gerakan Peduli Pejuang Republik Indonesia (GPPRI) tahun 2016.
"Riyanto memang telah tiada, tapi kisahnya patut diketahui semua orang dan patut dijadikan contoh. Riyanto mati untuk memberi hidup, khususnya kepada umat Kristen. Itu seperti Yesus yang berkorban dan mati untuk umatnya," tutur Romo Alexus.
Berita Terkait
-
Bupati Mojokerto Ajak Karang Taruna dan Sentra Komunikasi Sosialisasi Ketentuan Cukai Ilegal
-
Bantah Ditanya 'Uang Haram' Korupsi Haji, Anggota DPRD Mojokerto Beberkan Ini Usai Diperiksa KPK
-
Usut Kasus Korupsi Kuota Haji, KPK Panggil Anggota DPRD Mojokerto
-
Detak Jantung di Titik Putih: Futsal Putri SMAN 2 Mojokerto Ukir Kemenangan di ANC 2025
-
Misteri Mutilasi Mojokerto: Kronologi, Motif Cinta, dan Fakta Mengejutkan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Misteri 4 Orang Tewas di Tol Tegal: Polisi Tunggu Hasil Forensik
-
BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun untuk Proyek Flyover Sitinjau Lauik
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan
-
4 Orang Tewas Misterius Dalam Mobil Toyota, Identitas Korban Terungkap!
-
AgenBRILink Tingkatkan Inklusi Keuangan di Wilayah 3T, Contohnya Muhammad Yusuf di Sebatik