Pada Piala AFF U-19 2017, aturan produkvitas gol juga yang membuat pasukan Garuda Nusantara bisa lolos ke babak semifinal.
Saat itu, timnas Indonesia memiliki poin akhir yang sama dengan Myanmar dan Vietnam. Akan tetapi pasukan Garuda Nusantara punya produkvitas gol lebih baik dari dua tim itu.
Indonesia mencetak 19 gol dan kemasukan 4 gol. Sementara Myanmar kala itu mencetak 17 gol serta kemasukan 3 gol. Catatan sama juga ditorehkan Vietnam.
Namun karena AFF kala itu menerapkan aturan selisih gol, Indonesia yang saat itu lolos bersama Myanmar ke babak semifinal.
Baca Juga:Indonesia Juara Grup Tapi Tak Lolos AFF U-19, Dugaan Match Fixing Thailand dan Vietnam Mencuat
Aturan Selisih gol sebagai tie-breaker pertama kali diperkenalkan pada Piala Dunia 1970, dan kemudian digunakan oleh Liga Sepak Bola Inggris pada tahun 1975.
Sejak itu, sebagian besar liga sepak bola Eropa serta turnamen di seluruh dunia menggunakan selisih gol untuk menentukan peringkat.
Yang juga jadi sorotan publik Indonesia ialah soal laga Vietnam vs Thailand di Stadion Madya, Jakarta. Kedua tim terkesan mencari aman saat kedudukan sudah imbang 1-1.
Publik Indonesia menilai bahwa pemain kedua negara tidak berniat bermain dan hanya sekedar passing di area sendiri untuk menghabiskan waktu pertandingan.
Meski kemudian media Vietnam, Zing News dalam ulasannya menyebut bahwa seharusnya publik Indonesia menyalahkan timnas mereka sendiri karena hanya mampu bermain imbang tanpa gol saat melawan Vietnam dan Thailand.
Baca Juga:Shin Tae-yong Keluhkan Regulasi Piala AFF U-19 2022, Media Vietnam Beri Sindiran
"Namun, Indonesia U-19 mungkin harus menyalahkan diri sendiri terlebih dahulu. Bermain di kandang sendiri, mereka masih tak berdaya menghadapi pertahanan baik Vietnam ataupun Thailand U-19. Dua hasil imbang tanpa gol itulah yang membuat mereka kesulitan di laga terakhir," ulas Zing News.