Jeritan Warga Muaragembong Bekasi Terkepung Banjir Rob

Ya Allah, banjir dari Kamis kemarin tidak surut-surut, entar mau surut tiba-tiba tinggi lagi, ujar Dalih.

Erick Tanjung
Selasa, 07 Desember 2021 | 14:48 WIB
Jeritan Warga Muaragembong Bekasi Terkepung Banjir Rob
Hiburan anak-anak di wilayah Kampung Muara Jaya, Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, saat banjir rob surut untuk sesaat pada Selasa (7/12/2021). (Antara/Pradita Kurniawan Syah).

Sedangkan sang suami tidak bisa bekerja karena akses jalan terputus. Di sisi lain, sang suami memilih bertahan di rumah karena khawatir air makin tinggi. Opsi mengungsi pun tidak bisa dilakukan karena kediaman sanak saudaranya juga dikepung banjir.

Kampung Muara Jaya yang ditinggalinya menjadi salah satu daerah yang kerap dilanda banjir rob terparah. Kampung ini menjadi daratan paling utara di antara batas pantai lainnya. Lokasinya pun paling dekat dengan Jakarta Utara.

Berdasarkan pantauan di lapangan, ketinggian banjir rob di Muara Jaya bervariasi mulai di atas mata kaki hingga setinggi lutut orang dewasa. Banjir di wilayah itu mulai terjadi sejak pekan lalu. Ketika itu angin bertiup lebih kencang dari biasanya hingga membuat air laut menggenangi rumah warga.

Sejak pertama merendam, banjir rob ini tidak pernah benar-benar surut. Permukaan air biasanya naik pada pagi hari, kemudian semakin tinggi menjelang siang. Setelah itu, air sempat surut tapi kemudian naik kembali.

Baca Juga:Sebagian Jakarta Dilanda Banjir Rob, 39 RT Terendam Hingga 1 Meter

Kondisi terkini banjir rob telah melanda lima dari total enam desa di wilayah Kecamatan Muaragembong di antaranya Pantai Mekar, Pantai Sederhana, Pantai Bahagia, Pantai Harapan Jaya, dan Pantai Bakti. Satu desa tidak terendam yakni Desa Jayasakti lantaran lokasinya yang tidak berada di pesisir pantai.

Camat Muaragembong Lukman Hakim mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi banjir rob, namun ikhtiar tersebut tidak maksimal karena tidak ditangani secara menyeluruh. Kewenangan penanganan pesisir pantai berada di ranah tingkat provinsi dan pusat.

"Kami berharap ada penanganan serius karena yang menjadi korban masyarakat kami. Setiap tahun kami terus menjalin komunikasi dengan provinsi dan pusat, namun tidak ada tindakan nyata. Kalau survei mah sering," katanya.

Berharap segera diakhiri

Lukman menyayangkan penanganan yang dilakukan saat ini baru sebatas tanggap darurat. Padahal setiap tahun banjir rob terus meluas karena terjadi abrasi hampir di seluruh pesisir pantai.

Baca Juga:PPKM Level 3 Batal, Polda Jabar Bakal Lakukan Ini pada Natal dan Tahun Baru 2022

"Perlu penanganan serius. Saat ini yang ditangani baru tanggul-tanggul sungai yang jebol tapi itu juga baru tanggap darurat. Kami mohon banjir rob ini diselesaikan juga karena kasihan warga," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini