Ia menambahkan, pihaknya menduga ada aksi perusakan yang dilakukan orang tak dikenal yang membuat kondisi bangunan yang sudah rusak menjadi semakin parah.
"Hanya sekedar memperbaiki ipal pun dipotong-potong, kemudian toren air belum sehari sudah hilang," ungkap Veronica.
Dia pun mengaku ketika ingin membangun aula untuk tempat rapat untuk para petugas puskesmas pun harus melalui negosiasi yang begitu alot.
"Awalnya pembangunan aula tidak diperkenankan untuk berdiri, namun setelah negosiasi dan memberikan uang baru bisa melakukan pembangunan," kata dia.
Baca Juga:Pegawai Was-was Setelah Bangunan Pemkab Tabanan Rusak Lagi, Kini Atap Jebol
Dia juga bersama pegawai puskesmas lainnya seringkali mendapatkan teror saat hendak melakukan pembangunan maupun di saat bertugas di puskesmas tersebut.
"Orangnya mungkin yang merasa memiliki tanah ini, tapi kami punya bukti CCTV," jelasnya.
Veronica yang tak kuasa menahan tangis pun mengaku, ada pihak lain yang telah melakukan intimidasi terhadap pegawainya.
"Saya takut keamanan pegawai saya terganggu keamanannya, karena sudah menjadi bukti kemarin-kemarin, siapapun yang melakukan perbaikan ini (gedung puskesmas) diganggu. Saya mohon, kami bukan mengeluh, tapi ini kejadian, kami tidak mau sendiri agar diperhatikan oleh semua," ungkapnya.
"Kami bekerja bukan untuk kami sendiri dan kami tidak mengambil keuntungan apapun, kami ini ini pelayan masyarakat tapi tolong hak kami juga dipenuhi, itu saja," imbuhnya.
Baca Juga:Rincian Biaya Melahirkan di Puskesmas dan Bidan, Sangat Terjangkau!
Sementara itu, Kepala Desa Wanakerta, Tanta Kurnia, membenarkan Puskesmas tersebut berdiri diatas tanah milik warga.