Terbentuknya Menteri Kesepian Jepang dan Fenomena "Kodokushi" Mati Dalam Kesendirian

Bahkan generasi yang lebih muda dan paham teknologi telah berjuang dengan upaya jarak sosial yang berlarut-larut.

Lebrina Uneputty
Minggu, 24 Oktober 2021 | 14:05 WIB
Terbentuknya Menteri Kesepian Jepang dan Fenomena "Kodokushi" Mati Dalam Kesendirian
Petugas menyemprotkan apartemen korban Kodokushi Jepang, Juni 2015 silam.(slate.com/Matthew Bremner)

SuaraBekaci.id - Mengenal "Kodokushi" Mati Dalam Kesendirian. Kodokushi, sebuah kata yang ramai dibicarakan di Jepang sejak Gempa Bumi Hanshin tahun 1995.

Saat itu, ribuan orangtua Jepang dipindahkan ke tempat tinggal yang berbeda. Mereka sekarat sendirian, dikucilkan atau diisolasi dari keluarga dan teman.

Di era kini, pekerjaan jarak jauh dan kurangnya pertemuan sosial selama perang Jepang melawan virus corona telah membuat orang merasa semakin stres dan kesepian.

Isolasi pandemi telah disalahkan atas peningkatan pertama dalam kasus bunuh diri di Jepang dalam 11 tahun.

Baca Juga:Wagub DKI: Pandemi Belum Usai, Hati-hati Subvarian Baru Delta Covid-19

Orang Jepang yang lebih tua tidak terbiasa berkomunikasi secara online disebut lebih terisolasi dari dunia luar.

Bahkan generasi yang lebih muda dan paham teknologi telah berjuang dengan upaya jarak sosial yang berlarut-larut.

Kantor dan sekolah yang ditutup berarti mereka memiliki lebih sedikit kontak dengan kolega dan teman. Banyak juga yang kehilangan pekerjaan, menambah tekanan ekonomi pada situasi mereka.

Ini menjadi penanganan serius di Jepang. Tahun ini pemerintah Jepang kembali serius memikirkan Kodokushi.

Pemerintah Jepang meluncurkan Pos Kabinet menunjuk Menteri Kesepian untuk mengatasi masalah bunuh diri, kesepian atau Kodokushi.

Baca Juga:Motif Tambal Batik Corona Magelang, Wujud Harapan di Akhir Pandemi

Melansir Nikkei Asia, Perdana Menteri Yoshihide Suga pada Februari 2021, menunjuk Menteri Tetshusi Sakamoto sebagai Menteri Kesepian untuk mengatasi itu.

"Perempuan khususnya merasa lebih terisolasi dan menghadapi peningkatan angka bunuh diri," kata Perdana Menteri Yoshihide Suga kepada Sakamoto. "Saya berharap untuk mempromosikan kegiatan yang mencegah kesepian dan isolasi sosial dan melindungi hubungan antara orang-orang," kata Sakamoto kepada wartawan setelah pertemuan mereka.

Tanggung jawab Menteri Kesepian yang lain adalah revitalisasi regional, serta mengatasi penurunan angka kelahiran Jepang.

Kasus Bunuh Diri

Isolasi seringkali dapat diperburuk selama bencana alam dan bencana lainnya.

Pemerintah Jepang percaya tantangan semacam itu telah berkontribusi pada peningkatan bunuh diri - sebesar 750 menjadi 20.919 pada tahun 2020, menurut data awal dari polisi dan kementerian kesehatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini