Cara Memotret Langit Malam dengan Hasil yang Bagus, Cocok Buat Potret Gerhana

Panduan cara potret langit malam ini bisa dilakukan untuk abadikan gerhana bulan.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 08 September 2021 | 16:02 WIB
Cara Memotret Langit Malam dengan Hasil yang Bagus, Cocok Buat Potret Gerhana
ilustrasi langit malam/pixabay.com

SuaraBekaci.id - Cara memotret langit malam dengan hasil yang bagus. Panduan cara potret langit malam ini bisa dilakukan untuk abadikan gerhana bulan.

Dilansir dari Space.com, Rabu (8/9/2021), berikut lima ini cara memotret langit malam untuk pemula:

1. Kamera

Ilustrasi kamera. (Pixabay/pexels)
Ilustrasi kamera. (Pixabay/pexels)

Untuk mendapatkan gambar terbaik, pengguna dapat menggunakan kamera DSLR atau mirrorless dalam mode manual.

Baca Juga:Cara Melihat Blue Moon di Indonesia Malam Ini Pukul 19.01 WIB

Kamera full frame akan memberikan performa terbaik dalam situasi cahaya rendah karena memiliki sensor yang lebih besar dan menangkap lebih banyak cahaya.

Namun, kamera kamera crop-sensor modern sangat mumpuni untuk astrofotografi dan merupakan pilihan yang lebih terjangkau daripada kamera full frame.

2. Pengaturan kamera

Langit malam Dhaka, Bangladesh. [Pinterest]
Langit malam Dhaka, Bangladesh. [Pinterest]

Pengaturan kamera akan sedikit berbeda tergantung pada cahaya di sekitar lokasi pengamatan dan panjang fokus.

Untuk mode kamera, pengamat harus mengatur kecepatan rana dan ISO secara manual.

Baca Juga:Asal Usul Nama Blue Moon dan Penyebab Terjadi Blue Moon

Semakin tinggi ISO, semakin banyak sinyal cahaya yang diperkuat dari sensor kamera.

Pengamat perlu memotret pada ISO tinggi, tetapi itu akan berisiko menambah banyak noise. Direkomendasikan untuk memulai pada ISO 3200.

Namun, pengamat mungkin perlu menyesuaikan ke ISO 1600 jika menemukan banyak cahaya di sekitar atau polusi cahaya.

Untuk memproses gambar langit yang baru diperoleh, pengguna harus memotret dalam jenis file gambar raw sehingga pengamat dapat menangkap dan menyimpan data sebanyak mungkin.

3. Lensa

Ilustrasi Pasangan di Bawah Langit Malam. (pixabay.com/1375125)
Ilustrasi Pasangan di Bawah Langit Malam. (pixabay.com/1375125)

Lensa fast wide angle atau super-wide angle dalam kisaran 12-35mm paling cocok untuk astrofotografi lanskap.

Panjang fokus sudut lebar memungkinkan pengamat menangkap sebagian besar langit malam.

Lensa fast merupakan lensa yang memiliki aperture maksimum yang besar.

Lensa dengan aperture maksimum f/2.8 atau lebih rendah dianggap sebagai lensa cepat dan sangat baik untuk astrofotografi.

4. Aksesoris

Kilatan cahaya terang di langit malam Jogja - (Aryo Kamandanu, Twitter/@merapi_uncover)
Kilatan cahaya terang di langit malam Jogja - (Aryo Kamandanu, Twitter/@merapi_uncover)

Pengamat membutuhkan aksesoris atau perlengkapan penunjang saat memotret, seperti tripod, lampu depan, dan remote shutter release.

Tripod dapat membantu pengamat saat melakukan pengambilan eksposur lama.

Pergerakan kamera dari angin akan cepat merusak gambar, sehingga pengamat harus memiliki dasar yang kuat.

Sementara lampu depan di malam hari digunakan untuk mempertahankan penglihatan malam. Lampu depan juga berguna untuk objek "light painting" di latar depan gambar.

Sedangkan remote shutter release memungkinkan pengamat untuk memicu rana sambil meminimalkan risiko getaran.

Jika pengamat tidak memiliki remote shutter release, gunakan timer pada kamera untuk memastikan tidak ada gerakan kamera selama eksposur.

5. Tentukan tempat dan subjek

Pemandangan langit malam yang seolah tersenyum di masa karantina wabah corona. [Dok. BBC/Getty]
Pemandangan langit malam yang seolah tersenyum di masa karantina wabah corona. [Dok. BBC/Getty]

Pengamat harus berada di area langit yang sangat gelap untuk menangkap gambar detail langit.

Pilih lokasi yang jauh dari perkotaan dan tanpa polusi cahaya.

Di sisi lain, pengamat juga harus mengetahui objek apa yang akan diabadikan. Untuk mempermudah, pengamat dapat mengecek objek di aplikasi Stellarium dan Starwalk 2.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini