Viral Aksi Kiai Samian Hirup Nafas Pasien COVID-19 Jadi Obrolan di Luar Negeri

Videonya yang menghirup nafas pasien virus corona bersama temannya menjadi viral.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 19 Juli 2021 | 11:35 WIB
Viral Aksi Kiai Samian Hirup Nafas Pasien COVID-19 Jadi Obrolan di Luar Negeri
Aksi Kiai Samian hirup nafas pasien COVID-19 jadi obrolan di luar negeri. Yang sudah ketahuan jadi bahasan TV di Taiwan.

SuaraBekaci.id - Aksi Kiai Samian hirup nafas pasien COVID-19 jadi obrolan di luar negeri. Yang sudah ketahuan jadi bahasan TV di Taiwan.

Hal tersebut terlihat melalui rekaman salah satu warganet yang tengah menyaksikan siaran Televisi melalui saluran Taiwan itu.

Dilansir Suara.com, aksi Kiai Samian hirup nafas pasien COVID-19 bermula ketika ada dua pria tersebut dengan santai mendekati sampai menghirup nafas pasien yang sudah menggunakan selang oksigen tanpa mengenakan alat pelindung diri (APD).

Aksi nekat pria berpeci hirup nafas pasien diduga covid-19 (Twitter/@MartoArt)
Aksi nekat pria berpeci hirup nafas pasien diduga covid-19 (Twitter/@MartoArt)

Videonya yang menghirup nafas pasien virus corona bersama temannya menjadi viral.

Baca Juga:Ngaku Buta Ditusuk Petugas Pakai Pulpen di Pos Penyekatan, Awalauddin: Saya Panik

"KH Sami’an. Detik detik virus covid nampak jelas, 17-4-2021 pukul 22.00 WIB…," tulis keterangan dalam video.

Dalam video, terlihat salah satu pria meminta pasien Covid-19 untuk menarik nafas dan mengembuskannya.

Ia kemudian meminta rekannya untuk maju dan menghirup nafas yang dihembuskan pasien tersebut.

Setelah rekannya, kini giliran pakar terapi yang melakukan hal serupa. Ia turut menghirup nafas yang dihembuskan pasien Covid-19 itu dalam-dalam.

Seorang pria hirup napas pasien Covid-19. [Julie Kresna]
Seorang pria hirup napas pasien Covid-19. [Julie Kresna]

Kini, pakar terapi yang bernama Masudin itu dikabarkan meninggal dunia pada Selasa, 13 Juli 2021 dini hari.

Baca Juga:Viral Make Up Artist Rias Pengantin Tunarungu Pakai Bahasa Isyarat, Auto Mewek

Hal ini diungkapkan oleh rekannya yang merupakan seorang jurnalis, Rony.

Ia terakhir bertemu dengan pria yang akrab disapa Mr Masudin satu minggu lalu. Kala itu, sang terapis sakit dan terbaring tak berdaya di rumahnya.

"Waktu itu beliau sakit, saya mau bertamu akhirnya pulang, biar istirahat dulu. Itu terakhir kali saya bertemu, setelah itu saya terima kabar duka Mr Masudin meninggal, antara kaget dan tidak percaya,” ungkap Rony seperti dilansir dari Terkini.Id -- jaringan Suara.com, Selasa (13/7/2021).

Sementara itu, seorang influencer dan dokter yang bertugas di Makassar, Bambang Budiono menuliskan kritikannya terhadap aksi menghirup nafas pasien Covid-19. Ia menyebut aksi itu merupakan tindakan COVIDIOT.

"Takabur dan kesombongan akan membawa petaka, tanpa pandang bulu dari rakyat jelata hingga orang ternama. Para COVIDIOT adalah sahabat terbaik virus corona, karena ia akan menjadi tempat berkembang biak dan penebar virus kemana-mana, sebelum ia tertimbun tanah di liang kubur," kata Bambang.

Mau Buktikan Aman, Pria Hirup Nafas Pasien Diduga Positif Covid-19, Foto Duka Cita Beredar. (Twitter)
Mau Buktikan Aman, Pria Hirup Nafas Pasien Diduga Positif Covid-19, Foto Duka Cita Beredar. (Twitter)

Menurutnya, sosok COVIDIOT juga menjadi penyebab tingginya kasus virus corona di Indonesia seperti sekarang ini. Bahkan., bukan tidak mungkin kondisi di Indonesia akan menjadi yang terburuk di dunia.

"Hal-hal seperti ini yang menyebabkan negeri +62 telah meraih peringkat pertama kasus baru di dunia, menjadi episentrum Asia. Bahkan bisa menjadi episentrum Covid-19 dunia yang akan terisolir dari seluruh negara di dunia. Menyedihkan," pungkasnya.

Sebagai informasi, Masudin dikenal sebagai sosok terapis yang ahli mengobati pasien tuna rungu, baik bawaan dari lahir maupun karena sebab lain.

Semasa hidupnya, Masudin pernah meraih berbagai penghargaan. Mulai dari pemegang Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk kategori terapi tercepat maupun Centurion World Redord, penghargaan kelas dunia dari Amerika Serikat.

Sejak saat itu, sejumlah pasien dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri mulai datang. Terapi syaraf telinga Masudin bahkan sampai dikenal dengan terapi kelas ‘sultan’.

Namun, tidak demikian sebenarnya. Mendiang tidak selalu memasang tarif yang sama untuk para pasien. Khusus pasien dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, dirinya mematok tarif yang mahal. Namun tak jarang pasien yang kurang mampu malah digratiskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini