SuaraBekaci.id - Gubernur Jawa Barat salahkan memerintah pusat berikan libur panjang ke masyarakat hingga membuat kasus COVID-19 menggila di pulau Jawa.
Sebeb penambahan harian kasus Covid-19 secara nasional kembali memecahkan rekor, Rabu (24/6/2021). Hari itu, terdapat penambahan kasus terkonfirmasi lebuh dari 20 ribu.
Lonjakan Covid-19 hari merupakan dampak libur panjang saat Lebaran. Menurut dia, apabila pemerintah pusat tak memberi libur panjang, tak akan ada lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan.
"Sebelum libur panjang, keterisian rumah sakit itu di bawah 30 persen. Relawan dokter dan akes (tenaga kesehatan) saya bubarkan karena tak ada pasien. PPKM mikro berhasil," ujar dia saat berkunjung ke Kabupaten Garut, Jumat (25/6/2021).
Baca Juga:Anies Baswedan : Alarm Tanda Bahaya Itu Telah Dibunyikan
Ketika pemerintah memberi libur panjang, banyak masyarakat yang mudik.
![Warga yang telah balik dari mudik menjalani swab test antigen di GOR Kelurahan Kampung Makasar, Jakarta, Kamis (20/5/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/20/59048-posko-antigen-bagi-pemudik-di-kampung-makasar.jpg)
Masyarakat juga saling berkunjung satu sama lain. Saat Lebaran, tak sedikit pula masyarakat yang ramai berziarah ke makam-makam sanak saudaranya yang telah meninggal.
Seperti bom, kata dia, terjadilah kedaruratan penanganan Covid-19.
Saat ini, penambahan kasus Covid-19 terus meningkat. Sementara itu, banyak rumah sakit yang hampir penuh merawat pasien Covid-19.
Ridwan Kamil menjelaskan situasi kedaruratan penanganan Covid-19 yang terjadi saat ini bukan karena penanganan yang buruk. Pihaknya terus melakukan penanganan dengan 3T (tracing, testing, treatment) dengan maksimal.
Baca Juga:Muncul Klaster Baru Lagi di Banyuwangi, Sejumlah 48 Warga Terpapar Covid-19
"Ini karena dikasih libur panjang," kata dia.