SuaraBekaci.id - Ribuan rumah warga yang tinggal di 7 keamatan di Kabupaten Lamongan terendam banjir selama 2 pekan. Akibatnya, kegiatan perekonomian warga setempat lumpuh.
Warga Desa Tiwet, Kecamatan Kalitengah, Muhammad Zainuddin (50) mengatakan, pihaknya harus menggunakan perahu kayu untuk beraktivitas.
"Mau gimana lagi, kalau pakai motor pasti mogok. Air dari kemarin-kemarin tidak surut," kata Zainuddin, Jumat (15/1/2021).
Aktivitas warga yakni untuk memenuhi keperluan setiap hari. Seperti membeli gas tabung LPG, beserta bahan makanan. Semua barang itu untuk bertahan hidup meski kondisi rumahnya masih terendam.
Baca Juga:10 Tips Menghadapi Banjir
Pria 50 tahun itu juga menjelaskan jika banjir tahun ini dianggap lebih besar. Sebab, kalau tahun sebelumnya warga Tiwet masih bisa melakukan aktivitas seperti menjual ikan hasil tangkapan ke pasar.
Tapi sekarang tidak bisa, sebab sungai yang biasanya dilalui masyarakat dengan perahu dipenuhi enceng gondok.
"Enceng gondok jadi masalah besar karena perahu tidak bisa melintasi. Mestinya pemerintah membersihkan itu," terangnya.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan Mugito mengatakan, banjir kali ini masih menggenangi 7 kecamatan. Antara lain, Kecamatan, Deket, Glagah, Karangbinangun, Talitengah, Turi, Pucuk dan Karanggeneng.
Sedangkan akibat bencana banjir ini, sebanyak 8 ribu rumah warga di 54 desa terdampak. Rata-rata ketinggian banjir setinggi lutut dan pinggang orang dewasa. Banjir juga mengakibatkan perekonomian warga dan akses jalan lumpuh. Pemerintah sudah berusaha memberikan bantuan berupaa obat-obatan dan makanan siap saji.
Baca Juga:Banjir Semakin Meluas, Kalimantan Selatan Berstatus Tanggap Darurat
"Banjir diakibatkan karena intensitas hujan yang tinggi. Ditambah durasinya lama maka air tidak akan surut malah tambah banyak," pungkasnya.