Kisah Dadih Leo: Bosan Keluar Masuk Penjara, Insaf dan jadi Kepala Desa

"Berkelahi mah udah tiap hari. Masuk penjara udah bosan saking seringnya. Dulu kan demi perut saya diam di dunia preman," kata Dadih.

Antonio Juao Silvester Bano
Rabu, 13 Januari 2021 | 17:45 WIB
Kisah Dadih Leo: Bosan Keluar Masuk Penjara, Insaf dan jadi Kepala Desa
Dadih

Setelah merasakan kerinduan dengan kampung halaman dan bosan hidup di perantauan, pada 1998, pria dua anak ini memutuskan untuk pulang kampung dan mulai aktif di salah satu organisasi massa.

Selain melakukan beberapa kegiatan sosial, ia pun mencoba menyelami karakter warga yang ada di wilayahnya yakni Desa Mandalagiri.

"Saya pulang tahun 1998, dan mulai aktif di masyarakat. Berbaur dengan masyarakat dan menyelami bagaimana karakter masyarakat," papar Dadih.

Setelah mengenal kondisi dan karakter masyarakat di kampungnya, muncul niatan untuk ikut terlibat dalam pembangunan. Ia berpikir, salah satu jalan untuk membantu kondisi warga yang serba kesulitan yakni dengan menjadi pemimpin.

Baca Juga:Warga Kecewa Kantor Pos Bekasi Tiadakan Pembayaran BST Susulan

"Saya ingin bantu, tapi tidak punya. Makanya saya niatkan maju di Pilkades tahun 2018. Dan alhamdulilah saya menang karena kepercayaan maayarakat," ucap Dadih.

Terpilih Kades, Dadih Lakukan Reformasi Birokrasi Desa

Setelah terpilih dan ditetapkan sebagai Kades, Dadih Leo pun mulai bekerja. Gebrakan pertamanya yakni melakukan reformasi birokrasi dan pembenahan pelayanan. Ia mengikis habis praktek pungli yang terjadi puluhan tahun di pelayanan desa baik dalam pengurusan KTP, KK, maupun kependudukan lainnya.

"Pertama saya kikis habis pungli. Haram tanda tangan saya dipakai untuk meminta uang kepada warga. Saya tekankan itu kepada aparatur desa," ujar Dadih.

Selain reformasi birokrasi dan perbaikan pelayanan dasar masyarakat, lanjut Dadih, ia juga melakukan perombakan di tubuh aparatur desa. Ia mengkombinasikan antara tenaga generasi muda dan tua.

Baca Juga:Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bekasi Diundur Februari

Bahkan, dalam posisi stategis seperti BUMdes, ia tempaktkan generasi muda dengan harapan bisa berinovasi dan menciptakan hal baru yang berujung pada peningkatan ekonomi maayarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini