SuaraBekaci.id - Habib Ja'far Bin Muhammad Alkaff wafat di Samarinda, Kalimantan Timur pada Jumat (1/1/2021) dan akan dimakamkan di kediamannya di Kabupaten Kudus pada Sabtu (2/1/2021).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya Habib Ja'far Al Kaff.
"Beliau ulama karismatik yang selalu memberikan ketenangan, kalau berbicara adem dan selalu mengajarkan masyarakat tentang cinta Tanah Air," katanya di Semarang dikutip dari Antara, Sabtu (2/1/2021).
Ganjar mengaku memiliki banyak kenangan bersama ulama yang dikenal sebagai wali dengan maqom majdub dan tingkah laku yang kadang nyeleneh sehingga membuatnya terkenal di seluruh Indonesia.
Baca Juga:Kisah Habib Ja'far Membuat 40 Orang Masuk Islam Usai Bersyahadat di Kuburan
"Beliau itu sering mengatakan pada saya, pak gub saya itu sering mengelilingi rumah njenengan, rumah Kapolda, Pangdam pada pukul 02.00 dini hari. Saya tanya, lha buat apa bib? beliau jawab ya biar aman saja," kata Ganjar, mengenang.
Ganjar juga mengatakan bahwa dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari, Habib Ja'far penuh dengan simbol-simbol.
"Jadi kalau lagi makan bersama, misalnya makan ayam, beliau itu selalu memotong bagian-bagian tertentu misalnya kepala, sayap, ceker, dan dibagi-bagi kepada kami. Beliau memberikan bagian itu sambil bilang, ini buat kamu kepala supaya bisa berpikir, kamu sayap biar bisa terbang kemana-mana, nah kamu ceker supaya bisa eker-eker rezeki. Saat itu saya dapat bagian sayap, entah apa maksudnya," ujarnya.
Ganjar melanjutkan ceritanya, hal serupa juga terjadi saat makan buah-buahan. Ketika Ganjar hendak mengambil buah anggur, Habib Ja'far melarangnya dan meminta agar memakan buah jeruk yang ada.
"'Ojo anggur, mengko ndak nganggur (jangan anggur, nanti jadi pengangguran). Jeruk saja, iki artine rejekine dikeruk (rejekinya banyak)," katanya.
Baca Juga:Sosok Habib Jafar Alkaff, Wali Allah yang Memiliki Maqam Majdub
Ganjar juga mengaku pernah sowan ke kediaman Habib Ja'far dan pulang diberi hadiah kacang hijau untuk ditaburkan di halaman rumah dinas Gubernur Jateng.
"Saya sampai sekarang tidak mengerti maksud kacang hijau itu apa. Ya, beliau memang penuh simbol-simbol, namun di balik sifatnya yang mungkin orang melihat nyeleneh, seperti anak kecil, namun beliau memiliki karomah luar biasa. Itulah kenapa banyak sekali masyarakat sampai pejabat yang ingin sowan dengan beliau," ujarnya.
Kendati demikian, Ganjar meminta masyarakat tidak datang ke Kabupaten Kudus untuk melayat karena kondisi masih pandemi COVID-19.
"Harapannya karena masih pandemi, sedikit saja masyarakat yang takziah. Mari kita doakan beliau dari rumah masing-masing saja agar tidak menimbulkan kerumunan. Saya juga minta Pemkab Kudus untuk membantu semua pelaksanaan pemakaman dan tetap menjaga protokol kesehatan," katanya.(Antara)