Viral Air Warga Jayamukti Cikarang Berwarna Hitam Pekat, Warganet: Horor

SuaraBekaci.id - Sebuah unggahan peristiwa langka yang terjadi di salah satu rumah warga di wilayah Desa Jayamukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi,  Jawa Barat bikin heboh warganet.  

Dalam unggahan tersebut air dalam keran salah satu rumah warga air keluar dengan warna hitam pekat. 

Di video itu pemilik rumah kemudian menyalakan keran air.  Jika normalnya air akan mengalir berwarna bening, namun aliran air pemilik rumah ini justru berwarna hitam pekat bak oli.  

Sontak si pemilik rumah terkejut dengan keanehan ini.  

Baca Juga: Beli Makan di Warteg, Lauk Ayam Gorengnya Bikin Salfok, 'Masih di Bawah Umur'

"Kok bisa berubah gini ya airnya,  mana malem malem lagi, ada yang tahu kenapa?" tulis caption unggahan kiriman dari @feri.andriano yang dibagikan ulang oleh akun @publikcikarang. 

Unggahan yang telah disaksikan oleh 5.818 warganet ini pun langsung menuai beragam tebakan dari para penghuni laman Instagram mengenai asal usul dan penyebab air tersebut menjadi hitam.  

"PDAM lagi nguras, " tulis akun @fatm***. 

"PDAM lagi ngeprank, " timpal akun @sipona***. 

"Horor, " imbuh akun @enty***. 

Baca Juga: Diduga Takut Ditilang Polisi, 2 Pemuda Ini Pura-Pura Jadi Petani untuk Garap Sawah Orang Lain

Adapula warganet yang mengaitkannya dengan peristiwa mistis.  

"Yang punya rumah abis nonton Pengabdi Setan, " tulis akun @heyma***. 

"Lagi syuting film horor apa ya? " tanya akun @diian***. 

Hingga ada warganet yang memberikan pendapat keilmuan soal air menghitam itu.  

" Kalau toren habis kosong terus baru keisi biasanya kaya gitu, yang keluar kotorannya dulu, " jelas akun @faizal_****.

" Lagi nguras biasanya, daerah Lippo sering tapi gak seitem itu dan ada info dari Pak RT, setiap mau kuras jadi udah nampung air bersih, " terang lagi akun @ikayu***.

Sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak PDAM setempat terkait dengan aliran air menghitam yang mengaliri rumah warga ini.  

Unggahan ini pun viral dan disukai lebih dari 5 ribu warganet.  

Kontributor : Ririn Septiyani