SuaraBekaci.id - Kebiasaan meniru perilaku orang lain harus dikurangi. Hal ini bisa menyebabkan kerugian pada diri sendiri, seperti meniru tingkah laku, gaya bicara hingga penampilan.
Kebiasaan meniru sebaiknya dikurangi agar bisa menjadi diri sendiri dan mampu melihat kemampuan dalam diri.Berikut, ragam kerugian jika masih melakukan kebiasaan meniru:
1. Meniru sesuatu hal yang belum baik
Kondisi saat ini, banyak sekali perilaku di media sosial yang tidak senonoh, demi konten mau melakukan banyak hal supaya mendapatkan pengakuan. Namun, terkadang melakukannya tanpa pikir panjang meniru sesuatu hal yang belum tentu baik atau positif.
Hingga menuai kontroversial lantaran unggahanmu membuat orang lain jadi tersinggung. Akhirnya, kamu pun jadi kena dampaknya, dan urusan menjadi makin rumit.
2. Profil diri menjadi tidak jelas
Bagaimanapun juga, kebiasaan menirus harus dihentikan karena berdampak buruk bagimu, salah satunya profil diri menjadi tidak jelas. Meskipun kamu telah berusaha maksimal meniru orang lain, tetap saja kamu hanya melakukan sesuatu menyerupainya seutuhnya.
Dampaknya, kamu akan sulit melewati atau bahkan menyandikan kemampuan yang kamu miliki dengan orang lain. Sehingga, kamu tidak memiliki karakter khusus yang jelas sebagai kemampuanmu.
3. Selalu merasa kurang puas
Waktumu dihabiskan untuk selalu mencari orang-orang untuk kamu tiru. Sehingga, kamu mudah untuk tergiur mengikuti tren.
Dampaknya, kamu tidak mengetahui kemampuan yang benar-benar jadi keahlianmu. Tidak heran akan mati langkah jika sudah tidak orang yang bisa kamu tiru lagi.
4. Mengabaikan kemampuan yang ada di dalam diri
Terkadang orang lain menganggumi orang lain secara berlebihan, sehingga tanpa sadar mengabaikan kemampuan yang asa dalam diri. Sebab, terlalu banyak menghabiskan waktu untuk meniru orang lain, tanpa mau mengeksplor potensi dirinya sendiri.
Ketika telah mengetahui kemampuan yanh dimiliki, tentu bisa jadi bekal untuk kedepannya. Mau enggak mau, harus konsisten dan mau untuk terus belajar.
Bagaimanapun juga, meniru bisa sebagai bahan pembelajar disaat mengawali sesuatu hal. Tapi, bukan berarti harus memiliki suatu karya yang sama persis dengan orang lain.
Berita Terkait
-
Membentuk Perubahan dari Kebiasaan Kecil, Belajar dari Buku Atomic Habits
-
Konsumen Tuntut Ganti Rugi Rp140 Juta Perkara Nomor Cantik, Ini Respons Telkomsel
-
Perjalanan Kasus Sengketa Tanah Mat Solar: Baru Cair Rp3,3 Miliar usai Meninggal Dunia
-
Jangan Normalisasi Jongkok di Toilet Duduk, Gunakan Sehakikatnya!
-
4 Fakta Masalah Ganti Rugi Tanah Mat Solar sebelum Wafat, Gagal Dipenuhi Rieke Diah Pitaloka
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
Terkini
-
Lewat Pendanaan KUR BRI, Suryani Sukses Jadi Pejuang Ekonomi Keluarga yang Naik Kelas
-
Rahasia Desa Wunut Berhasil Menjadi Desa Pembangunan Berkelanjutan
-
Viral Dua Preman Ngamuk di Pasar Baru Bekasi, Pelaku Positif Sabu-sabu
-
Berdiri 2019, Kini Minyak Telon Lokal Habbie Capai Omzet Belasan Juta Rupiah
-
BRI Raih Penghargaan Internasional, Best Issuer for Sustainable Finance dan Best Social Loan